DENPASAR, PEWARTAPOS,COM – Dalam rangka memperingati Hari Koperasi Ke-75, 12 Juli 2022, Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) menggelar Seminar Nasional dengan tema ‘Peran Perempuan dalam Memperkuat Ekonomi Rumah Tangga Sebagai Dasar Ketahanan Ekonomi Bangsa’ secara hybrid di Prime Plaza Hotel Convention Room, Rabu (13/7/2022).
Prof. DR. Meutia Farida Hatta Swasono dalam seminar tersebut memaparkan bahwa berdasarkan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 seluruh Warga Negara Indonesia berhak untuk diperhatikan, dilindungi, dan memperoleh kesamaan hak dan kedudukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Termasuk didalamnya, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesamaan hak dalam upaya mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi dirinya. Salah satunya untuk bisa turut serta dalam upaya pembangunan perekonomian nasional.
“Perempuan harus diposisikan sebagai subjek pembangunan yang mampu ikut memberikan sumbangsih bagi kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ketahanan ekonomi Bangsa Indonesia, hal ketahanan ekonomi bangsa, tidak lain adalah berwujud ekonomi rakyat berupa koperasi,” ungkap Meutia Hatta.
Dia menyampaikan juga bahwa perempuan memiliki kecerdasan dan kemampuan yang setara dengan laki-laki dalam upaya membangun jejaring perekonomian. Melalui koperasi, Meutia Hatta berpendapat perempuan bisa berperan serta untuk membantu pemerintah menciptakan iklim ekonomi nasional yang dari, oleh, dan untuk rakyat.
“Jadi perempuan yang mempunyai kemampuan berdaya mampu untuk menjual produk-produknya dan meningkatkan daya beli keluarganya untuk hidup lebih baik,” jelas Putri Bung Hatta tersebut.
Sedang Staf Khusus Menteri Bidang Perempuan, I. G. Agung Putri Astrid Kartika, MA. menyatakan, Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan telah berkomitmen mewujudkan kesetaraan gender.
Termasuk didalamnya adalah menciptakan iklim ekonomi yang inklusif sehingga perempuan bisa mendapatkan akses dan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam pembangunan ekonomi secara nasional.
“Kesetaraan gender sebagai tujuan kelima dari SDGs mendapat tempat yang spesial. Karena ia tidak hanya menjadi salah satu dari 17 tujuan yang ada di dalam SDGs, tetapi juga merupakan cara untuk mencapai tujuan-tujuan SDGs lainnya, melalui prinsip no one left behind,” kata I. G. Agung Putri Astrid Kartika.
Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menjadikan program prioritas peningkatan pemberdayaan perempuan dalam ekonomi sebagai salah satu prioritas utamanya.
“Perempuan yang berdaya secara ekonomi telah terbukti secara empiris cenderung menginvestasikan kesejahteraannya untuk memberikan nutrisi kesehatan dan pendidikan yang lebih layak bagi anak-anaknya,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Dr. Sri Untari Bisowarno, M.AP. berpesan agar kegiatan seminar nasional ini dapat menjadi tonggak perubahan sejarah gerakan koperasi Indonesia yang melek terhadap kesetaraan gender.
Menurutnya, kehadiran perempuan dalam gerakan koperasi mampu memberikan warna dan kontribusi besar dalam upaya mewujudkan kesetaraan gender yang berimplikasi secara langsung kepada peningkatan kesejahteraan keluarga di Indonesia serta perwujudan sistem perekonomian yang inklusif.
“Ini semuanya akan menjadi sesuatu yang besar, untuk kita membantu pemerintah dalam mengurangi dan membangkitkan kembali Indonesia melalui cara yaitu model ekonomi koperasi. Yang menurut kita memang betul-betul merupakan solusi ekonomi bangsa,” ucap Sri Untari. (joe)