Warga Gersik Putih Sumenep Gelar Aksi Tolak Pembangunan Tambak
SUMENEP, PEWARTAPOS.COM – Adanya rencana pembangunan tambak di kawasan pesisir Kampung Tapakerbau, Desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengundang penolakan dari warga setempat.
Sebagai salah satu bentuk penolakannya, warga setempat menggelar aksi dengan memancangkan kain panjang berisi pernyataan sikap di kawasan pesisir, tempat rencana pembangunan tambak.
Tak hanya itu, warga juga melakukan aksi deklarasi pernyataan sikap menolak pembangunan tambak tersebut.
“Tadi kami terdiri dari pemuda dan warga Kampung Tapakerbau aksi sekaligus sama sama berjanji untuk menolak keras pembangunan tambak. Karena akan berdampak buruk terhadap masyarakat khususnya Tapakerbau,” kata salah satu perwakilan warga, Ahmad Siddik, Kamis (9/2/2023).
Dirinya menyebutkan bahwa, pembangunan tambak tersebut direncanakan oleh sejumlah pemilik modal yang menyatakan memiliki hak atas penguasaan lahan dikawasan pesisir pantai.
Sementara pengelolaannya, dikabarkan akan dilakukan oleh Pemerintah Desa melalui lembaga usaha yang akan dibentuk.
“Warga resah dengan rencana tersebut. Karena sebelumnya sudah ada beberapa orang penting di Desa mendatangi beberapa warga menyatakan untuk menggarapnya,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai Ketua RT 01 RW 01 Kampung Tapakerbau itu.
Menurut dia, rencana pembangunan tambak tersebut bukan kali pertama, namun hal itu digagalkan lantaran adanya penolakan dari warga setempat.
Kendati demikian, menurut dia, saat ini justru kembali direncanakan dengan memanfaatkan beberapa warga lokal yang memiliki peranan penting.
“Sekarang justru orang yang dulu juga menolak, malah menjadi bagian untuk melakukan penggarapan,” ujar Siddik menyesalkan.
Pihaknya menegaskan bahwa, kawasan tersebut merupakan tempat bagi nelayan lokal untuk mencari penghidupan dengan menangkap ikan.
Sehingga, bagi warga Tapakerbau tidak ada ruang untuk bernegosiasi dalam rencana penggarapan lahan di pesisir pantai.
“Disitu jantung kehidupan masyarakat nelayan. Tidak hanya warga Tapakerbau yang mencari ikan rajungan, udang dan sebaginya disana, tapi dari desa desa sekitar juga,” tegasnya.
Tidak hanya itu, pihaknya menilai adanya pembangunan tambak tersebut akan berdampak buruk terhadap lingkungan sekitar terutama kampung Tapakerbau. Pembangunan tambak sebelumnya juga sudah menjadi contoh nyata bahwa telah mencemari lingkungan kampung.
“Dan tidak hanya itu, dari hasil kajian kami air laut bisa naik ke daratan kampung karena pembuangan air sungai ketika hujan dari ujung dan ditambah air pasang semakin sempit pembuangannya,” tandasnya.
Selain itu, dirinya mewakili warga Kampung Tapakerbau menegaskan bahwa akan terus melakukan berbagai upaya untuk menolak rencana pembangunan tambak tersebut.
“Kami juga cukup heran, kok bisa pantai itu dikuasai perorangan. Untuk itu, jalur-jalur hukum untuk menggugatnya akan kami lakukan,” tutupnya.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Kepala Desa Gersik Putih Mohab belum bisa diminta penjelasan mengenai sikap warga tersebut. (han)