HeadlineWisata

Disbudpar Jatim Gelar Peragaan WBTB ” Reyog Ponorogo” di Museum Mpu Tantular

Share Berita:

SIDOARJO, PEWARTAPOS.COM – Reyog Ponorogo telah diakui menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia sejak Desember 2013. Untuk tetap menjaga, melestarikan dan memperluas pengetahuan masyarakat mengenai Reyog Ponorogo, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur menggelar kegiatan Gelar dan Peragaan WBTB di UPT Museum Negeri Mpu Tantular Sidoarjo, Jum’at (17/06/22).

” Warisan budaya tak benda menjadi salah satu bukti bahwa bangsa kita dan para pendahulu kita adalah orang-orang yang sangat hebat. Sehingga ketika museum menggelar acara belajar bersama tentang WBTB maka saya pikir itu adalah tahapan yang luar biasa untuk mengingat orang-orang pendahulu kita,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Sinarto, S. Kar., MM.

Kadis Sinarro menambahkan, kegiatan ini semoga dapat memberikan inspirasi dan mengedukasi kita untuk mengikuti jejak para pendahulu dan  kedepannya kita memiliki  produk yang lebih hebat dari yang sudah ada kemarin.

Mengenai isu kepemilikan Seni Reyog yang beberapa waktu lalu sempat mencuat,  Kadis Sinarto menghimbau masyarakat Indonesia tidak usah terlalu memikirkan. Pasalnya pada saat kita paham dan punya karya sendiri hal tersebut menandai diri kita bahwa kita lebih maju.

” Kesenian dikenal juga ada banyak manfaat dalam pemikiran dan pembangunan budaya mencapai kesalehan social dimana hal tersebut merupakan kecerdasan kita untuk memahami mana yang benar dan tidak benar,” imbuhnya.

Hanya saja keteladanan, kesabaran dan keaktifan masyarakat untuk memahami hal seperti itu  kadang-kadang tidak punya waktu. Terlebih lagi sekarang sering diganggu oleh gadget, media teknologi yang memang sangat menguasai diri, dan pada  saat itulah diri kita menjadi tidak hati-hati.

“Kita patut mengapresiasi karena kesenian Reyog Ponorogo ini masuk menjadi 100 event nasional yang diagendakan oleh Pemerintah setiap tahunnya,” papar Sinarto.

Dalam kesempatan tersebut hadir pula narasumber Dr. Rido Kurnianto, M. Ag, Dosen FAI UNMUH Ponorogo yang menjelaskan bahwa awal mula Reyog digunakan sebagai media sarana tolak bala’.

” Reyog Ponorogo pada awalnya muncul pada saat leluhur masyarakat Ponorogo melakukan tradisi tolak bala’ atau bersih desa. Kenapa symbol reyog adalah macan dan merak karena macan adalah binatang paling kuat di hutan sedangkan merak adalah binatang paling cantik di hutan sehingga paduan antar keduanya tersebut digunakan sebagai pengusir bala’ dengan symbol kuat dan indah,” pungkas Dr. Rido.(iz)


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close