Uncategorized

Diseminasi 38 Judul Penelitian, BSKAP Upayakan Kebijakan Berbasis Data dan Riset

Share Berita:

BANDUNG, SKO.COM – Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan (PSKP), Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengadakan seminar hasil penelitian tahun 2021 dengan mengusung tema “Memulihkan Pembelajaran dan Kebudayaan di Tengah Pandemi” pada tanggal 29 November – 2 Desember 2021 di Bandung.

Dalam forum ini, para peneliti dan analis kebijakan PSKP serta lembaga penelitian mitra menyampaikan hasil penelitian selama tahun 2021 kepada para pemangku kepentingan bidang pendidikan dan kebudayaan.

Kepala BSKAP, Anindito Aditomo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kebijakan harus berbasis data dan riset sehingga pemerintah dapat mengevaluasi kebijakan dan dampak program yang dijalankan.

“Kami berharap para peneliti dapat lebih tajam menangkap isu untuk melakukan analisis dan evaluasi guna perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan dan pemajuan kebudayaan dalam upaya memulihkan pembelajaran dan kebudayaan di tengah pandemi. Para peneliti diharapkan pula dapat menyampaikan hasil penelitian secara komunikatif dan persuasif agar hasil penelitian yang dilakukan dapat berguna dan bermanfaat bagi publik secara lebih luas,” jelas Anindito.

Terdapat 38 judul penelitian yang didiseminasikan dalam seminar dan mengangkat sembilan kelompok tema. Diantaranya adalah Pendidikan Tinggi dan Tantangan Dunia Kerja, Tetap Belajar di Tengah Pandemi, Revitalisasi Pendidikan Vokasi, Menyiapkan Guru yang Inovatif, Inovasi Strategi Pemajuan Kebudayaan, dan Merawat Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya,  Teknologi dan Tata Kelola Pendidikan, Inovasi untuk Pembelajaran yang Berkualitas, dan Menciptakan Lingkungan Belajar yang Inklusif.

Salah satu tema yang dibahas adalah Inovasi Strategi Pemajuan Kebudayaan. Peneliti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Roby Ardiwidjaja, menyampaikan warisan budaya sebagai aset bangsa memiliki nilai-nilai penting yang harus dikelola secara optimal karena mencerminkan karakter dan jati diri bangsa.

 “Dari sekian banyak kekayaan keanekaragaman sumber daya budaya, berupa warisan budaya benda dan bukan benda dari masa lalu dan sekarang, sebagian besar terdapat di daerah pinggiran. Ekspansi berbagai pembangunan termasuk pariwisata, berdampak pada nilai dan eksistensi kekayaan alam serta budaya termasuk warisan budaya tangible dan intangible baik dari masa lalu maupun masa sekarang,” tambah Roby.

Roby juga merekomendasikan upaya pelestarian nilai dan keberadaan warisan budaya yang membutuhkan keterlibatan pemangku kepentingan, menjadi penting dilakukan salah satunya dengan memanfaatkan pariwisata berkelanjutan melalui konsep wisata budaya.

“Wisata budaya berbasis warisan budaya dapat digunakan sebagai alat memperkuat pelestarian dan apresiasi aset strategis bangsa, sekaligus menjadikannya sebagai daya tarik wisata minat khusus yang berorientasi pada ekonomisasi pengalaman unik dan pengetahuan otentik ke-Indonesia-an,” pungkasnya.


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close