Jatim

DPRD Sumenep Soroti Kinerja Puskesmas Batang-batang

Share Berita:

SUMENEP, PEWARTAPOS.COM – Insiden meninggalnya seorang bayi usai diambil sampel darah oleh salah seorang petugas kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Batang – batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengundang atensi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.

Pasalnya, orang tua bayi mengklaim bahwa kematian anaknya itu lantaran adanya kelalaian pihak Puskesmas Batang-batang.

Atas hal tersebut, DPRD Sumenep dalam waktu singkat akan memanggil pihak Puskesmas Batang-batang guna dimintai klarifikasi.

“Dalam waktu dekat kami akan panggil pihak Puskesmas,” ungkap Ketua Komisi IV Akis Jasuli saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya, Kamis, (23/11/2023).

Akis menuturkan bahwa, mengenai masalah pelayanan kesehatan pihaknya sudah sejak dini mewanti untuk selalu ditingkatkan.

“Keluhan masyarakat tentang buruknya pelayanan kesehatan menjadi ukuran kinerja yang harus ditingkatkan,” tegasnya.

Sehingga, sambung Akis, dengan adanya kasus demikian, pihaknya merasa sangat prihatin terhadap buruknya pelayanan kesehatan Puskesmas Batang-batang.

Politisi Partai Nasdem ini menyampaikan bahwa, pihaknya akan terus melakukan koordinasi bersama pihak rumah sakit maupun Puskesmas yang ada agar pelayanan kesehatan di Kabupaten ujung timur Pulau Madura ini menjadi lebih baik.

“Sehingga, praktek yang diduga terjadi sebelumnya tidak terulang kembali apalagi hingga menyebabkan kematian seseorang,” tegasnya.

Sebelumnya, Bayi dari Rumnaini, warga Dusun Mojong, Desa Tamidung, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang lahir sehat di Puskesmas Batang-batang, Rabu (15/11/2023) malam, meninggal dunia setelah diambil darahnya untuk kebutuhan tes laboratorium, Sabtu (18/11/2023).

Usai pengambilan darah, pihak Puskesmas memperbolehkan si bayi pulang karena tidak ada gejala apapun dan kondisinya masih sehat serta stabil. Nahas, setibanya di rumah pada hari sabtu malam minggu hingga senin malam, tubuh anak kedua Rumnaini tersebut mengalami drop hingga demam.

Melihat kondisi tersebut, orang tua korban kembali membawa bayinya ke Puskesmas Batang-batang. “Pihak Puskesmas menyampaikan ketidakmampuannya sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Kalianget,” ungkap ibu korban.

Sayangnya, pihak RSI Kalianget pun juga merujuk ke RS di Sampang karena keterbatasan peralatan yang dimiliki. Keluarga korban pun membawanya ke salah satu rumah sakit di Sampang. Namun ditengah perjalanan, tepatnya di Kabupaten Pamekasan, nyawa bayi tersebut sudah tidak tertolong.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Puskesmas Batang-batang, dr. Fatimatus Insoniyah, mengungkapkan, pihaknya sudah menjalankan sesuai prosedur dalam pengambilan sampel darah bayi Rumnaini.

“Cara pengambilan sampel darah, kami sudah bekerja sesuai dengan SOP, kami sudah bekerja dengan prosedur, petugas kesehatan yang melakukan sudah lengkap, sudah punya SPM, juga sudah punya wewenang klinis,” kata Fatimatus saat dikonfirmasi media melalui sambungan teleponnya.

Menurut dia, pengambilan sampel darah atau dikenal dengan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) sudah dilakukan sesuai prosedur. Mulai dari pemberian perban hingga penyuntikan di bagian tumit bayi. Kemudian, setelah itu ditutup diiringi dengan pemberian alkohol.

Dirinya menegaskan bahwa, kematian bayi tersebut bukan karena efek samping dari SHK, namun adanya penyakit bawaan yang dialami oleh si korban. (han)


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close