Dua Pemuda di Lamongan Dibacok Orang Tak Dikenal
LAMONGAN, PEWARTAPOS.COM – Dua pemuda warga Dusun Walangkopo Desa Kedungkumpul Kecamatan Sarirejo Kabupaten Lamongan menjadi korban pembacokan oleh sekelompok orang tak dikenal di jalan persawahan Desa setempat.
Akibat kejadian tersebut, korban luka parah di bagian kepala, punggung bagian kanan dan jari kelingking tangan kanan nyaris putus hingga dilarikan ke Puskesmas terdekat, Rabu (16/3/2022) malam.
Kasi Humas Polres Lamongan Iptu Jinanto membenarkan kejadian tersebut. Menurut pengakuan pelapor, korban dibacok oleh orang tak dikenal pada pukul 23.00 WIB malam.
“Kejadiannya jam 11 malam, dua korban yakni MH (29) dan AW (21) dalam perjalanan pulang sehabis ngopi di kawasan Masjid Agung Lamongan,” ungkap Jinanto, Kamis (17/3/2022).
Menurut hasil pemeriksaan maupun keterangan para korban, penganiyaan dilakukan dengan menggunakan senjata tajam oleh 2 orang yang tak dikenal.
“TKP nya di areal persawahan Dusun Walangkopo Desa Kedungkumpul, saat korban melintas dihentikan oleh dua orang. Kemudian tiba-tiba satu orang memukul korban MH dan tak lama berselang datang satu pelaku dengan membawa senjata tajam berupa parang langsung membacok korban MH mengenai kepala dan punggung,” lanjut Jinanto.
Aksi pelaku bertindak bringas, setelah mengenai kepala korban MH, pelaku lanjut menyasar membacok korban AW akan tetapi berhasil di tangkis dengan menggunakan tangan kanan. Karena terluka kemudian para korban menyelamatkan diri dengan cara lari ke area persawahan lalu berusaha untuk pulang ke rumah.
“Akibat kejadian tersebut korban dibawa ke rumah sakit setempat. Korban MA menderita luka bacok di kepala dan punggung bagian kanan. Sedangkan korban AW menderita luka bacok di bagian jari kelingking tangan kanan nyaris putus,” tandasnya.
Terpisah Kasatreskrim Polres Lamongan, AKP Yoan Septi Hendri mengatakan, masih melakukan olah tepat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi. Polisi belum memastikan motif dari pembacokan tersebut.
“Belum diketahui secara pasti persoalan apa yang memicu terjadinya penganiayaan tersebut. Kami masih mengembangkan penyelidikan,” ungkap Yoan. (bis)