Dukung Peningkatan Ketahanan Budaya, Pemerintan Hidupkan Ekosistem
JAKARTA,SKO.COM – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan upaya memajukan kebudayaan sangat penting di tengah berbagai tantangan abad ke-21. Menurutnya, Pemerintah mendukung penuh upaya meningkatkan ketahanan dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia.
“Di tengah disrupsi teknologi informatika yang belum menyasar pada kepentingan konsolidasi kebudayaan nasional serta pertukaran budaya yang timpang dalam tatanan global yang menjadikan Indonesia hanya sebagai konsumen budaya dunia. Pemerintah tentu sangat mendukung kegiatan untuk meningkatkan ketahanan dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia,” ujarnya saat membuka Konferensi Internasional Budaya Sunda (KIBS) III Tahun 2021 secara daring dari Jakarta Pusat, Rabu (01/12/2021).
Menko Muhadjir menulai kegiatan seperti itu, sejalan dengan Undang-Undang No. 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. “Konferensi ini termasuk dalam pengembangan, utamanya dalam bidang pengkajian, penyebarluasan, dan pengayaan keberagaman, sebagai upaya untuk menghidupkan ekosistem kebudayaan serta meningkatkan, memperkaya, dan menyebarluaskan kebudayaan,” jelasnya.
Mengenai pemanfaatan budaya, menurut Menko PMK dapat dilakukan untuk membangun karakter bangsa, meningkatkan ketahanan budaya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk meningkatkan peran aktif dan pengaruh Indonesia dalam hubungan internasional. Namun demikian, upaya-upaya pemajuan kebudayaan seperti yang diusahakan oleh Yayasan Kebudayaan Rancage selaku penyelenggara KIBS, juga harus dibarengi dengan semangat revolusi mental dari seluruh rakyat Indonesia, termasuk para insan budaya dan akademisi.
“Kita kenal Urang Sunda seperti Ajib Rosidi, KH. Abdul Halim, KH. Noer Ali, KH. Zaenal Mustofa, dan Raden Dewi Sartika adalah pahlawan-pahlawan tauladan yang mengimplementasikan nilai-nilai revolusi mental, berbudaya dan bernegara secara arif bijaksana. Adalah akan sangat menyedihkan apabila anak cucu kita kelak tidak lagi mengenal mereka,” ucap mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.
KIBS III Tahun 2021 yang berlangsung dari tanggal 1 sampai 3 Desember itu bertujuan untuk melahirkan pencerahan, pemikiran, dan jalan baru tentang bagaimana budaya Sunda bertahan dan berkembang dalam kebiasaan masyarakat digital saat ini. Kegiatan bertema “Merambah Jalan Baru Kebudayaan Sunda” itu juga selaras dengan Peraturan Pemerintah No. 87/2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 5/2017, yang menjelaskan bahwa proses pemajuan kebudayaan dilakukan melalui perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, pembinaan, dan penghargaan.
KIBS ke-III yang diselenggarakan pada masa pandemi ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memajukan kebudayaan-kebudayaan nasional dengan terus mengkaji, menelusuri, dan merevitalisasi budaya Sunda agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang.
“Saya mengaminkan harapan pihak penyelenggara bahwa kegiatan ini dapat memberikan dampak positif pada keberlanjutan jangka panjang. Yang sejalan dengan rekomendasi UNESCO tentang promosi kebudayaan dan akses ke ruang siber yang diadopsi tahun 2003. Semoga upaya bersama ini akan membuahkan hasil yang bermanfaat bagi insan budaya Sunda dalam pemajuan dan pelestarian kebudayaan Nusantara,” ungkap Menko PMK.
Acara KIBS ke-III dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Mapag KIBS ke-III untuk sosialisasi materi KIBS, penyelenggaraan KIBS untuk memaparkan berbagai materi dari para pemakalah, dan Sabada KIBS untuk evaluasi serta implementasi keputusan KIBS.
Panitia KIBS ke-III akan mengundang sekitar 100 pemateri utama dari dalam dan luar negeri dengan latar belakang berbeda-beda seperti akademisi, dosen, seniman, sastrawan, para pegiat budaya Sunda, termasuk wakil pemerintah. Masing-masing pemateri akan memaparkan hasil penelitian dari subtema yang telah ditetapkan oleh panitia. ( * )