Ekonomi

Ecoprin Tulungagung Manjakan Pecinta Batik Nusantara

Share Berita:

TULUNGAGUNG,SKO.COM– Meningkatnya kesadaran masyarakat menjaga kelestarian alam menjadikan tren gaya hidup ramah lingkungan semakin digemari dan merambah luas ke berbagai sektor usaha.

Tidak terkecuali dengan tren adi busana khususnya batik. Akhir-akhir ini berkembang batik ecoprint, yakni batik kontemporer yang menambah khasanah batik etnik di samping batik tulis dan batik cap.

Sesuai namanya ecoprint dari kata eco asal kata ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak, batik ini dibuat dengan cara mencetak dengan bahan-bahan yang terdapat di alam sekitar sebagai kain, pewarna, maupun pembuat pola motif. Bahan yang digunakan berupa dedaunan, bunga, batang bahkan ranting.

Tidak seperti batik tulis atau cap yang pada tahap tertentu menggunakan bahan kimia, ecoprint menggunakan unsur-unsur alami tanpa bahan sintetis atau kimia. Karena itulah batik ini sangat ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran air, tanah atau udara.

Tren gaya hidup ramah lingkungan inilah yang mendasari Ernarini Endraswati salah satu pelaku usaha Batik ecoprin asal Tulungagung Jawa Timur. Menurutnya, selain ramah lingkungan, batik ecoprin, hanya bisa dikerjakan tenaga manusia, atau handmade.

Animo dari batik ekoprin ini cukup besar, tidak hanya di wilayah, tetapi juga di Jakarta. Ia juga kerap kali diundang mengikuti pameran, untuk memperkenalkan batik ini. ” Ecoprin ini lagi naik daun, bahkan sampai ketingkat pusat juga, pameran disana di Jakarta Convention Center, terus disini juga, malah sekarang banyak yang membuat produk ecoprin ini,” ujarnya, Selasa (22/6/2021).

Agar terus berkembang Ernarini mengaku idak hanya memproduksi sendiri, tetapi juga mengajarkan bagimana membuat dan menciptakan batik ecoprin, sehingga bisa menjadi penghasilan masyarakiat yang ingin berwirausaha.

“Ini benar-benar hasil karya dari peserta didik kami. Mereka kami ajarkan berwirausaha, mengembangkan batik ecoprin, menjadi pakaian, tas, syal, baju, kemeja, tempat tissue, dompet,” imbuhnya.

Harga yang ditawarkan relatif, mulai dari yang murah hingga yang mahal. Termurah dibanderol seharga Rp 150 ribu untuk produk jenis kaos, sedangkan termahal kain dengan bahan sutra, dibanderol mencapai Rp 1 juta.

“Kalau ecoprin ini kita di Tulungagung ini sudah ada klas. Jadi para pengrajin ecoprin sudah ada standart. Jadi ada yang termurah mulai Rp150 untuk kaos, sampai satu juta rupiah kalau dari sutra,” ungkapnya. ( * )


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close