SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Empat pendekar historis Keluarga Silat Nasional (Kelatnas) Indonesia Perisai Diri (PD) (yang tersisa dari 23 pendekar) satukan tekad untuk terus menjaga kelestarian, kemajuan dan kejayaan perguruan silat yang didirikan oleh Raden Mas Soebandiman (RMS) Dirdjo Atmodjo, dalam perayaan HUT ke-69 di Hotel Elmi Surabaya, Sabtu (6/7/2024).
Mereka adalah Hari Sujanto (Ketua Dewan Pendekar), Soeparjono, S.H, Prof. Dr. Hidayat, Made Suweca (Bali) yang merupakan murid pertama perguruan pencak silat yang didirikan di Surabaya, 2 Juli 1955 itu.
“Kita semua mendapat peninggalan ilmu bela diri yang luar biasa dari Pak Dirdjo. Oleh sebab itu harus kita jaga kelestariannya, kemajuannya dan kejayaannya. Dan itu harus kita tanamkan kepada semua mas-mas dan adik-adik yang cinta Perisai Diri ini,” ujar Ketua Dewan Pendekar Hari Sujanto dalam sambutannya.
Mas Hari, panggilan akrabnya, yang tetap bugar dan gesit dalam usianya yang sudah mencapai 84 tahun itu, berpesan kepada seluruh anggota untuk selalu menjaga persaudaraan, kerukunan dan welas asih terhadap sesama.
Begitu juga pesan yang disampaikan Soeparjono, S.H, yang mantan Kepala Dispenda Provinsi Jatim, mengharapkan insan Perisai Diri harus menjaga keutuhan dan keaslian teknik Perisai Diri.
“Teknik bela diri yang diberikan Pak Dirdjo sungguh luar biasa dan itu harus kita jaga dan lestarikan karena dengan Perisai Diri kita bisa mengangkat nama Bangsa dan Negara melalui prestasi di kejuaraan disamping untuk menjaga diri dan keluarga kita,” tandasnya.
Prof. Dr. Hidayat, dokter spesialis orthopedi dari Malang itu bercerita tentang teknik Perisai Diri yang sangat scientist dan mempunyai akurasi dan kecepatan gerak yang sangat efektif untuk bela diri.
Sementara Ketua Umum Kelatnas Indonesia Perisai Diri, Prof. DR. Dwi Soetjipto, M.M, yang sangat peka dengan harapan seniornya itu langsung memerintahkan jajaran pengurus untuk menggelar kejuaraan terbuka versi Perisai Diri secara rutin.
“Seperti saya tekankan saat HUT ke-68 lalu, kita harus back to basic kepada teknik asli Perisai Diri. Dasar berlatih bela diri PD itu adalah serang hindar, seperti juga yang diharapkan senior-senior tadi. Dengan latihan serang hindar kita mendapatkan banyak manfaat, antara lain refleks, akurasi, kecepatan dan efektivitas gerakan. Dan itulah inti bela diri,” paparnya.
Dwi yang juga Kepala SKK Migas itu pun bak gayung bersambut mendengar harapan senior-seniornya, langsung memerintahkan jajaran pengurus pusat untuk menggelar kejuaraan terbuka secara rutin untuk versi Perisai Diri.
“Pak Sekretaris (Eddy Ismanto) tolong segera digelar kejuaraan versi PD yang kontinyu untuk meningkatkan teknik anggota kita,” tegas alumni ITS Teknik Kimia itu.
Acara HUT Kelatnas PD ke-69 berlangsung meriah. Para pendekar dan pengurus daerah dan anggota Perisai Diri dari beberapa daerah hadir, diantaranya dari Jawa Tengah dipimpin pendekar Soenardi, dari Cirebon, Malang dan banyak daerah lainnya. Dan yang seru adalah pemotongan tumpeng yang dilakukan Ketua Umum Dwi Soetjiptio dan Ketua PDP Hari Sujanto yang kemudian diserahkan kepada Soeparjono, S.H, diiringi tepuk tangan dan sorak sorai peserta yang hadir menyanyikan selamat ulang tahun. (joe)