Gelar Komposer 2022 Hadirkan Penulis Musik Sebagai Interpreter Karya Komposer
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Adanya penulis musik dalam setiap karya pertunjukan menjadi suatu hal yang sangat jarang ditemui. Padahal peran penulis musik dalam melakukan interpretasi karya baik terhadap komposer maupun karya yang ditampilkan kepada masyarakat umum sangat penting.
Hal tersebut disampaikan oleh Diecky K. Indrapraja, salah satu penulis musik yang ditunjuk menjadi penulis dalam Gelar Komposer “Lokalitas dan Perspektif” yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui UPT Taman Budaya Cak Durasim pada Sabtu (12/03/22).
“ Adanya penulis musik dalam gelar komposer ini merupakan ide yang sangat cerdas. Karena semasa saya ada di dalam dunia komposisi baik sebagai komposer maupun penulis, belum ada liputan media yang mempu mengedukasi publikya, nah inilah peran dan tugas penulis musik,” ujar Diecky.
Lebih lanjut Diecky menjelaskan bahwa dalam menampilkan karyanya, seorang komponis hadir dengan gagasan yang sangat berlimpah dan akan sangat disayangkan jika hanya berhenti sampai pementasan saja tanpa adanya edukasi penyampaian maksud tampilan tersebut kepada masyarakat.
“ Maka disinilah peran penulis musik yang salah satu tujuannya sebagai jembatan edukasi yang menjembatani antara komposer musik dengan public tentang banyak hal termasuk informasi diri komposer dan karya-karyanya serta latar belakang adanya karya tersebut, hingga teknis dan pelaksanaan karya tersebut,”imbuhnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Andri Widi Asmara yang juga ditunjuk sebagai salah satu penulis dalam Gelar Komposer ini juga mengatakan bahwa lewat tulisan ini, dapat menjadikan masyarakat lebih mengenal komposer tersebut.
Andri menambahkan, selain melalui tulisan yang ditulis oleh penulis musik, seorang komposer juga bisa lebih dikenal masyarakat apabila memperhaikan beberapa aspek. Diantaranya adalah aspek branding diri, aspek IT dan juga aspek keilmuwan.
“ Seorang komposer harus sadar akan aspek branding diri dan juga sadar akan aspek IT. Misalnya dengan pemanfaatan media sosialnya sendiri yang diisi dengan publikasi karya-karyanya atau pementasannya. Dan juga aspek keilmuwan, seorang komposer harus memiliki capaian artistic yang memang bisa dipertanggung jawabkan secara keilmuwan agar komposer juga dikenal oleh wilayah pendidik atau akademisi yang memungkinkan melakukan pengkajian terhadap karya karyanya,” ungkap Andri.
Sebagai informasi, dalam penutupan Gelar Komposer hari ini menampilkan 3 komposer yakni Willyday Namalii dengan penampilan seni karawitan Kuping Cumpleng asal Malang, Marda Putra Mahendra yang menampilkan karya musik yang berjudul Pandepandemi dari Surabaya serta Purwanto Vertigong yang menampilkan karya musik penggabungan musik barat dan timur dari Yogyakarta.