SURABAYA, PEWARTAPOS.COM- Diskusi sangat produktif terbangun saat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima kunjungan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Jepang sekaligus Federasi Mikronesia Bapak Heri Akhmadi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (3/2).
Topik utama yang dibahas keduanya adalah tentang KEK recycling metal dan peningkatan promosi produk Jatim di Jepang . Pasalnya, Gubernur Khofifah ingin agar produk-produk unggulan dari Jatim bisa semakin dikenal dan memenuhi pasar kelas internasional, khususnya di Jepang.
“Hubungan kita selama ini dengan Jepang sudah sangat baik. Tadi Pak Dubes Heri menyebut bahwa kerjasama Indonesia-Jepang bisa difokuskan pada dua hal. Yaitu pembangunan KEK recycling metal dan perluasan promosi produk Jatim di tingkat internasional, khususnya di Jepang,” lanjut Khofifah.
Terkait recycle metal, mantan Menteri Sosial RI itu menjelaskan bahwa hal itu dapat dilakukan dengan mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berfokus pada industri pengolahan turunan tembaga dan pendaurulangan metal.
Sedangkan untuk poin perluasan promosi produk Jatim, Gubernur Khofifah dan Dubes Heri membahas bagaimana kontribusi Indonesia khususnya Jatim bisa memasok kebutuhan sektor kelautan dan horti kultur di Jepang.
Terlebih saat ini di Jepang sudah established sebagai pusat Halal Industry. Produk-produk halal di Jatim yang kini tengah dikuatkan untuk sertifikasi halal harapannya ke depan bisa masuk ke pasar internasional khususnya Jepang lebih luas lagi.
Selain itu, saat ini kekuatan Jatim dalam memasok sektor makanan atau kuliner di Jepang juga sudah cukup besar. Dimana Jatim merupakan eksportir terbesar sidat ke Okinawa.
“Kalau untuk sertifikasi halal, kita terus maksimalkan, termasuk tantangan adanya keterbatasan laboratorium. Namun kami yakin akan ada solusi. Karena sebenarnya kekuatan kita untuk sektor makanan dan minuman besar sekali,” imbuh Khofifah.
Tidak hanya itu, dalam kesempatan strategis tersebut, Khofifah dan Dubes Heri juga mendiskusikan bagaimana mengangkat Nusantara, terutama inspirasi Majapahit, sebagai inspirasi dunia.
Majapahit sebagai pusat kerajaan dan budaya nusantara yang berbasis di Mojokerto Jawa Timur diharapkan dapat menjadi brand dari setiap upaya promosi daerah ke Jepang dan negara-negara lain. Sehingga, Jawa Timur memiliki kekuatan sejarah budaya yang solid di mata dunia.
“Jadi tadi dapat surprise dari Pak Dubes buku Inspirasi Majapahit. Sebaliknya, saya memberikan pelakat Surya Majapahit. Jadi dengan ini terasa sekali bagaimana Nusantara, Bhinneka Tunggal Ika, dan Majapahit dapat menjadi referensi global dan ikut membangun peradaban dunia,” pungkasnya.
Sementara itu, Dubes Heri mengatakan bahwa Jepang akan berupaya memberikan dukungan penuh pada penguatan di berbagai sektor. Selain itu, gagasan
KEK recycling metal dan promosi produk Jatim menurutnya dapat memberikan manfaat bukan hanya untuk Jawa Timur, namun juga Indonesia.
“Untuk pengembangan KEK khusus recycling metal dan produk turunan tembaga, pemodalnya bisa dari perusahaan Jepang seperti Mitsubishi yang belakangan sedang semangat dan berinvestasi besar- besaran. Karena korporasi Jepang memang banyak bekerjasama dengan Indonesia untuk menguatkan sektor perindustrian,” tuturnya.
Untuk gagasan yang kedua, terang Heri, Majapahit dapat menjadi pilihan paling tepat sebagai brand promosi Jawa Timur. Sebab, sejarah yang dimilikinya mengakar kuat pada hubungan Indonesia-Jepang beratus-ratus tahun yang lalu.
“Tadi disampaikan salah satu pakar kalau Indonesia dan Jepang, terutama Okinawa, sudah mempunyai hubungan dagang sejak abad ke-13. Bahkan mungkin lebih lama dari itu,” ucapnya.
Pun begitu untuk promosi Majapahit. Menurutnya, jika dilihat dalam sejarah Indonesia sebenarnya Hanya dua Kerajaan Nusantara, yakni Sriwijaya dan Majapahit.
“Ini menjadi warisan kebesaran kita, apalagi ketika Indonesia sudah menjadi negara yang diakui dunia dengan keberhasilan di G20 kemarin,” tambah Heri.
Nantinya, brand promosi “Majapahit Sebagai Inspirasi Dunia” ini dapat dibawa ketika Jawa Timur berpartisipasi pada ajang internasional. Seperti Osaka Expo pada 2025 mendatang yang menekankan nuansa Jatim di paviliun Indonesia dengan pendekatan SDGs.
Selain itu, ada pula Foodex Japan Expo pada Maret tahun ini yang merupakan pameran produk pangan terbesar di Jepang dan mungkin di Asia. “Mungkin bisa disiapkan dari Jawa Timur. Akan lebih baik kalau kota tidak hanya bertukar makanan, tapi juga SDM dan budaya,” imbuh Heri. (rls)