Harga BBM Kian Melambung, Haruskah Indonesia Beli Minyak Rusia?
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Harga bahan bakar minyak di Indonesia semakin hari semakin melambung tinggi. Ekonomi masyarakat mulai terbebani dengan naiknya harga bahan bakar. Sebagai salah satu solusi atas permasalahan ini, Pemerintah mulai didorong untuk mencari dan menggunakan alternative sumber minyak mentah murah. Salah satu negara yang menjual minyak mentah dalam harga murah adalah Rusia. Namun ditengah gekolak politik yang masih memanas, langkah ini dinilai dapat menjadi boomerang bagi Indonesia.
Latar belakang issue tersebut akhirnya mendorong mahasiswa Universitas Airlangga untuk bertukar pikiran dan pendapat bersama melalui acara Diskusi International Relations Research community (IRCOM) bersama dengan FPCI Airlangga pada Rabu (28/09/22).
Salah satu mahasiswa yang mengikuti diskusi, Nadiv berpendapat bahwa apabila dilihat dari posisi Indonesia yang netral. Maka pembelian minyak dari Rusia bukanlah masalah yang berarti. Melihat hubungan rusia dan Indonesia sejauh ini sangat bagus
“Dari barat (G7) melihat Indonesia netral. Jadi ini tidak akan menjadi masalah untuk membeli minyak rusia,” paparnya.
Peserta lain, Miko mengatakan bahwa Eropa merupakan pasar minyak terbesar Rusia sebelumnya. Akibat adanya embargo, Rusia harus mencari pasar baru yang bisa membeli lebih banyak dan menyamai dengan permintaan kebutuhan eropa. Terutama dengan target pasar dari negara Asia yang memiliki kebutuhan energi tinggi.
“Misalnya yang butuh minyak sekarang kayak India, Jepang, China, maupun Indonesia. In short, rusia bisa bertahan walaupun eropa ga beli minyak mereka,” katanya.
Sehingga nantinya Indonesia bisa membeli minyak Rusia tanpa adanya beban moral akibat adanya tekanan negara lain. Tetapi Indonesia sebagai negara yang diplomatis tetap harus memperhatikan juga dampak negatif pada skala domestik dan international affairs pemangku kepentingan ekonomi global.
Kegiatan ini diselenggarakan di ruang Cakra Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dengan mengangkat isu “BBM Naik, Haruskah Indonesia Membeli Minyak Rusia”. Dan dihadiri langsung oleh 25 orang mahasiswa.
Diskusi dimulai dengan pemaparan presentasi yang diwakili oleh pihak Rayhan dan Gerald (IRCOM) dengan pihak Amanda dan Brillin (FPCI Airlangga). Setelah itu dibuka sesi diskusi dengan pemantik pertanyaan terkait urgensi adanya kenaikkan harga BBM di Indonesia.(iz)