Hari Kedua Festival Musik Jatim, 10 Komposer Tampilkan Musik Khas Daerah
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Gelaran Festival Musik Jawa Timur tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur di Gedung Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur telah memasuki hari kedua. Dalam kesempatan ini para peserta menampilkan karya musik yang diangkat dari ke khas-an masing masing daerah.
Penampil pertama dalam gelaran Festival Musik Jawa Timur Tahun 2022 pada Selasa (29/03/22) adalah Kabupaten Tuban dengan judul karya “ Patiwolo Lunem”. Dimana karya terinspirasi dari bumbung-bumbung kosong yang biasanya digunakan sebagai wadah untuk menampung air nira atau legen.
“ Bunga siwalan yang telat mengeluarkan air nira atau legen karena musim penghujan, menyebabkan bumbung-bumbung menjadi suwung (kosong), angkul-angkul tumungkul, bethek bonjor tan’na (tidak ada) isi. Karya ini terinsprasi pula dari kesenian jaranan yang banyak di mainkan di daerah Tuban yang lebih ditekankan pada tabuhan lunem lunem yang kemudian ditransfer ke beberapa instrument gamelan lalu dikembangkan menjadi sebuah karya,” ujar Mohdi Yulianto Prabowo, Komposer dari karya Patiwolo Lunem.
Selain itu, Kabupaten Mojokerto juga menampilkan karya musik yang berjudul “ Satria Wana ” karya Komposer M. Adi Candra. Dalam karya ini Adi menceritakan tentang perjuangan masyarakat lereng gunung welirang yang ada di Mojokerto begitu dekat dengan alam yang menginspirasi mereka untuk membentuk sebuah kekuatan melawan “Bantengan”.
“Bantengan” adalah seraut topeng yang menutupi kami dibalik kerut dahi perjuangan melawan penjajah. Kendang, jidor, gamelan, nyanyian, dan sholawat adalah penggambaran nafas kami yang takkan pernah berhenti, lambang dari kekayaan alam yang menopang darah kami, melawan dinginnya hutan belantara kehidupan. Kami adalah banteng – banteng, kami adalah taring harimau, kami adalah pemburu di tengah hutan, kami adalah Satriya Wana,” papar Adi.
Gelaran ini juga diikuti oleh Kabupaten Pasuruan dengan judul kreasi “ Kasada”, Kabupaten Gersik dengan judul “ Eson Lumpor”, Kota Blitar dengan judul “ Aksara”, Kabupaten Kediri dengan judul “ Nyenyun”, Kota Probolinggo dengan judul “ Njanis”, Kabupaten Malang dengan judul “ Puncak Bromo Menawan Hati”, Kabupaten Magetan dengan judul “ Nguras Patirtan” dan Kabupaten Bangkalan dengan judul “ Aghurdhag”.