BLITAR, PEWARTAPOS.COM – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Blitar mengelar rapat dengar pendapat atau biasa disebut (Hearing) bersama Paguyuban Pemuda Sukorejo (Padas) di Gedung DPRD Kota Blitar, Jumat, 21/06/2024.
Ketua Komisi II DPRD Kota Blitar, Yohan Tri Waluyo mengatakan, Komisi II DPRD Kota Blitar hanya memfasilitasi masyarakat Kota Blitar yang tergabung dalam Paguyuban Pemuda Sukorejo (PADAS), mereka mengadukan permasalahan Cafe dan Karaoke Jojo yang ada di wilayah mereka.
“Pada intinya mereka datang dan berkirim surat ke DPRD Kota Blitar karena, mereka menganggap manajemen dari Cafe dan Karaoke Jojo tidak bisa diajak koordinasi dengan warga setempat. Lain waktu dulu bisa mengakomodir warga dengan memperkerjakan warga setempat. Namun, setelah berjalan beberapa tahun, manajemen Karaoke Jojo menurut mereka sudah tidak bisa lagi diajak komunikasi lagi,”jelasnya.
Yohan menambahkan, dulu saat karaoke Jojo mau disegel pihaknya yang membantu agar tidak disegel , dan sampai saat ini keributan terjadi lagi , sehingga masyarakat merasa geram.
“Sebenarnya untuk keinginan di tutupnya karaoke Jojo itu tidak, hanya saja mereka ingin manajemen yang mengelola agar segera di ganti. Karena sudah tidak bisa di ajak koordinasi, setiap kali ada kejadian, manajemen ini tidak bisa ditemui, yang ada hanya kasir dan beberapa karyawan yang jaga,” ungkapnya.
Politisi Partai Gerindra ini berjanji, Komisi II akan memanggil pihak terkait. Yakni, Disperindag serta manajemen Karaoke Jojo.
“Hal itu guna kita sampaikan keluhan dari Padas, setelah itu baru kita bisa menyimpulkan. Karena intinya permasalahan ini bisa selesai dengan kondusif dan bisa membawa kesejahteraan untuk pemuda setempat,” jelas Yohan.
Di tempat yang sama, Tokoh masyarakat setempat Mbah Triman menyampaikan, bahwa manajemen pengelola Karaoke Jojo yang saat ini arogan dan tidak komitmen dengan warga.
“Mdari itu tempat karaoke Jojo harus ditutup. Jika karaoke Jojo tidak ditutup, kita tidak tahu akan terjadi kejadian yang lebih besar. Seperti demo untuk menutup Karaoke Jojo.” tandasnya.
Ketika media mendesak apa komitmen yang di langgar manajemen Jojo, Mbah Triman menegaskan, dulu waktu Karaoke itu mau disegel, mereka sering minta tolong ke warga.
“Lalu kita bantu, dengan komitmen warga setempat bisa bekerja di Karaoke Jojo. Namun, kemarin banyak warga yang bekerja di karaoke Jojo di Pecat semua,” ujarnya.
Dia menjelaskan, ada kompensasi jika melakukan kegiatan, warga bisa memakai tempat Jojo dengan pembayaran free 50 persen.
“Namun apa, satu bulan dua bulan lancar. Tapi sekarang kita warga jika ada kegiatan minta free ke Jojo seperti ngemis, walaupun di kasih pasti argumentasi dulu. Manajemen itu tidak pernah pro aktif, pokoknya tuntutan kita warga kalau manajemen tidak di ganti lebih baik karaoke Jojo di tutup saja. Kalau tidak, saya pastikan masyarakat akan melakukan demo besar-besaran,” pungkasnya (adv/dik).