Uncategorized

Indonesia Dukung Kesetaraan Akses Vaksin Bagi Semua Negara

Share Berita:

JAKARTA, SKO.COM – Vaksin menjadi salah satu upaya Pemerintah diseluruh dunia dalam menekan angka kematian yang disebabkan oleh Covid-19. Namun, dalam perjalanan distribusinya terdapat ketidakmerataan akses vaksin. Hal tersebut bisa dilihat dari adanya kesenjangan jumlah populasi yang telah divaksin di berbagai kawasan di dunia.

Hingga tanggal 13 Juli 2021, dunia telah menyuntikkan hampir 3,5 miliar dosis vaksin Covid-19. Namun, kesetaraan akses vaksin di dunia masih tidak merata. Oleh karena itu, Indonesia terus mendorong kesetaraan akses vaksin bagi semua negara di tengah pandemi yang melanda seluruh kawasan di dunia.

“Pemerintah Indonesia akan terus bekerja untuk mengamankan kebutuhan vaksin untuk Indonesia dan terus mendorong pada tingkat dunia kesetaraan akses vaksin bagi semua negara,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, saat menyampaikan keterangan pers secara virtual menyambut kedatangan vaksin tahap ke-23 pada Selasa (13/07/21).

Menurut Retno, Direktur Jenderal WHO memperkirakan perlu adanya tambahan vaksin sekitar 350 juta dosis untuk memvaksin setidaknya 10 persen populasi di setiap negara pada September 2021 dan memerlukan 11 miliar dosis untuk memvaksinasi 70 persen populasi dunia pada pertengahan 2022.

Ketidakmerataan akses vaksin tersebut bisa dilihat dari adanya kesenjangan jumlah populasi yang telah divaksin di berbagai kawasan di dunia. Di kawasan Amerika Utara dan Eropa misalnya, dosis vaksin Covid-19 yang telah disuntikkan mencapai 75 persen dari populasi. Sementara itu, di kawasan Afrika baru menjangkau 4,03 persen populasi dan di kawasan ASEAN baru menjangkau 16,3 persen jumlah populasinya.

 “Ini tentunya merupakan tantangan yang tidak kecil. Namun, seperti dr. Reisa tadi sampaikan, melalui kerja sama, melalui kolaborasi, dan solidaritas, tantangan ini akan dapat diatasi, dilalui bersama,” imbuhnya.

Menlu Retno menjelaskan bahwa yang menjadi tantangan bagi Covax Facility saat ini adalah pasokan vaksin yang menyebabkan keterlambatan pengiriman kepada peserta Covax termasuk negara anggota AMC (Advance Market Commitment). Namun, Menlu memastikan bahwa Covax akan bekerja keras agar pasokan vaksin bagi semua negara dapat terus ditingkatkan.

“Di tengah semua tantangan tersebut, Covax terus bekerja keras agar pasokan vaksin bagi semua negara terutama negara berkembang dapat terus ditingkatkan. Diperkirakan pasokan vaksin akan lebih baik mulai bulan September, Oktober dan seterusnya,” papar Retno.

Kenaikan pasokan vaksin juga dimungkinkan dengan telah dilakukannya kerja sama antara GAVI dan Sinovac serta Sinopharm yang telah mendapatkan EUL (emergency use of listing) dari WHO, serta adanya komitmen dalam mekanisme berbagi dosis vaksin.

“Selain itu di dalam pertemuan Covax Engagement yang saya pimpin kemarin, pihak GAVI juga menginformasikan telah terdapat komitmen ratusan juta vaksin dalam mekanisme dose-sharing dan tentunya mekanisme dose sharing ini akan membantu peningkatan distribusi vaksin ke negara dunia,” pungkas Retno.


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close