ITS Serahkan Katalog 1.000 Desain Kemasan untuk OPOP Jatim
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Timur membuat program One Pesantren One Product (OPOP) sejak Maret 2022 yang lalu. Program ini dimaksudkan untuk membangun kemandirian ekonomi pesantren. Guna mendukung optimalisasi program tersebut, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Prioritas Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) secara resmi menyerahkan katalog Gerakan 1.000 Desain Kemasan kepada OPOP Jatim.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) OPOP Jatim Mohammad Ghofirin SPd MPd mengatakan, selain sebagai lembaga pendidikan dan dakwah, pesantren juga berfungsi sebagai lembaga pemberdayaan ekonomi masyarakat. Salah satunya melalui pengembangan program OPOP yang bertujuan agar setiap pesantren dapat menghasilkan produk unggulan yang mampu diterima pasar.
“Sebagus apapun suatu produk, apabila tidak dikemas dengan desain yang baik, maka akan menurunkan minat konsumen untuk membelinya, kita yakin dengan adanya katalog ini mampu mendongkrak omzet penjualan produk,” ujar Ghofirin dalam keterangannya pada Minggu (23/10/22).
Ghofirin tidak luput menyampaikan rasa terima kasih kepada ITS atas kerja sama dan terealisasinya gerakan ini. Menurutnya, kolaborasi hebat tersebut merupakan komitmen bersama untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren.
“Harapannya, sinergi dan kolaborasi tim OPOP Jatim dengan ITS dapat menjadi teladan dan inspirasi bagi universitas lainnya,” harapnya.
Abmas Prioritas tersebut melibatkan sebanyak 30 dosen dan lebih dari 100 mahasiswa yang tersebar di Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD) ITS. Dalam acara penyerahan katalog kepada OPOP Jatim.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Abmas Prioritas ITS Gerakan 1.000 Desain Kemasa, Sayatman SSn M. Si., menyampaikan produk-produk pesantren perlu ditunjang dengan desain kemasan yang baik dan menarik guna meningkatkan daya saing.
“Tidak sedikit produk hasil kreativitas pesantren yang bernilai tinggi dan memiliki peluang untuk dikembangkan pemasarannya,” pungkas dosen Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS tersebut.
Sayatman melanjutkan bahwa dalam merealisasikan gerakan ini, dilakukan rangkaian agenda secara bertahap. Mulai dari Focus Group Discussion (FGD) bersama jajaran tim Abmas ITS hingga diskusi dengan pelaku usaha di pesantren untuk menggali informasi dan mendapatkan gambaran kemasan yang sudah ada sebelumnya pihaknya juga memberikan konsultasi sekaligus bimbingan kepada mereka.(iz)