Jawab Tantangan Nelayan Bawean, ITS Ciptakan Freezer Panel Surya
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil menjawab tantangan para nelayan Pulau Bawean dengan menciptakan Freezer yang terintegrasi dengan panel surya. Para nelayan masih kerap mengeluhkan seputar ketersediaan energi listrik yang belum stabil serta kurangnya fasilitas untuk penyimpanan ikan.
Menurut salah satu tim dosen, Dr techn Prasetiyono Hari Mukti ST MT, kendala ini berdampak signifikan pada kualitas ikan hasil tangkapan para nelayan, yang pada akhirnya turut mempengaruhi harga jual ikan di pasaran.
“Berangkat dari permasalahan ini, inovasi yang kami kembangkan akan membantu nelayan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pencari ikan,” ujar Pras di Surabaya, Selasa (17/10/2023).
Anggota tim lainnya, Dr Dimas Fajar Uman Putra ST MT menjelaskan, freezer yang diciptakan ini berkapasitas 250 liter dan dilengkapi dengan enam batu baterai, masing-masing dengan kapasitas 200 watt-hour yang terintegrasi dengan sistem Photovoltaic Off-Grid.
“ Dengan kapasitas yang besar, inovasi tersebut memungkinkan para nelayan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan mereka dalam jumlah yang cukup besar dan dalam waktu yang lebih lama. Hal ini diharapkan akan membantu meningkatkan efisiensi dan kualitas penanganan hasil tangkapan nelayan dalam industri perikanan,” imbuhnya.
Terobosan menarik kulkas ini memanfaatkan sumber energi matahari untuk menjaga suhu dalam freezer yang menjadi titik krusial dalam menjaga kualitas ikan dan dapat memperlambat proses pembusukannya.
Guna merealisasikan proyek ini, program Humanitarian Technologies Board (HTB) oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) menghabiskan dana senilai USD 6,966.
“ Dengan fitur unggulan yang ditawarkan oleh inovasi ini, potensi besar terbentang di depan mata, yang akan meningkatkan keberlanjutan dan mutu hidup komunitas nelayan di Pulau Bawean. Ke depannya, semoga inovasi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang semakin besar bagi komunitas nelayan di seluruh Indonesia,” pungkas Dimas.(iz)