Kajati Jatim Kirim Sumbangan Untuk Korban Erupsi Semeru ke Lumajang
SURABAYA,PEWARTAPOS.COM – Kejaksaan Agung (Kejagung) bersama Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur (Jatim) dan Kejaksaan Negeri (Kejari) se-Jatim menyalurkan bantuan bagi korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang senilai Rp 600 juta.
Kepala Kejati Jatim, M Dhofir mengatakan, sebagian bantuan itu diserahkan dalam bentuk sembako, obat-obatan, sarung, matras, bantal dan lain-lain senilai Rp400 juta. Sebanyak lima truk mengangkut bantuan kemanusiaan tersebut.
Kemudian dalam bentuk uang tunai sebesar Rp200 juta. Uang itu ditransfer ke rekening Panitia Penerima Bantuan di Lumajang. “Kami berharap bantuan ini bisa meringankan beban korban erupsi Gunung Semeru,” katanya saat melepas bantuan di Gedung Kejati Jatim Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Kamis (9/12/2021)
.
Data dari Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru mencatat, hingga Rabu (8/12/2021) terdapat pengungsi sebanyak 5.171 jiwa. Warga yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang. Sedangkan di Kabupaten Jember 94 orang dan di Kabupaten Malang terdapat 96 jiwa dan Kabupaten Blitar 20 orang.
Sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan 9 titik berjumlah 985 jiwa, Kecamatan Candipuro 6 titik 1.733 jiwa, Kecamatan Pasirian 4 titik 974 jiwa, Kecamatan Lumajang 199 jiwa, Kecamatan Tempeh 459 jiwa, Kecamatan Sumbersuko 67 jiwa, Kecamatan Sukodono 191 jiwa dan lainnya tersebar di 7 kecamatan lain di Lumajang.
Sementara itu, data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang 13 jiwa dan meninggal dunia 38 jiwa. Sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa. Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang dan luka, posko masih melakukan pemutakhiran data dan validasi. Selain dampak korban jiwa, erupsi Gunung Semeru juga mengakibatkan 2.970 unit rumah terdampak yang saat ini terus dilakukan pendataan.
Diketahui, Gunung Semeru meletus atau erupsi pada Sabtu (4/12/2021) pukul 15.20 WIB dengan mengeluarkan awan panas di wilayah Lumajang dan sekitarnya. Hujan deras pada hari itu juga menyebabkan lahar dingin dari kawah gunung tertinggi di Pulau Jawa itu meluncur deras menerjang desa di bawahnya. ( * )