Kelas Kebal Hoaks Jombang Gandeng Komunitas Lokal
JOMBANG, PEWARTAPOS.COM – Tidak ada satupun orang yang kebal hoax, siapapun dapat menjadi korban sesatnya informasi hoax. Seseorang yang pandai mengoperasikan gawai atau pekerjaan, belum tentu lihai dalam mengevaluasi informasi.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Jombang, Budi Winarno dalam sambutannya di acara Kelas Kebal Hoax yang digagas oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) RI dan SiberKreasi, Sabtu (17/9/2022) di Hotel Yusro Jombang.
Budi Winarno juga berharap melalui kegiatan Kelas Kebal Hoax mampu mengedukasi masyarakat agar bersikap kritis terhadap informasi, sehingga tidak mudah terpengaruh arus hoaks.
Suara Jombang, Radio Gita FM, Bawaslu Jombang, KPU Jombang dan relawan MAFINDO Jombang ini bertujuan mengedukasi masyarakat untuk menggunakan alat dan metode periksa fakta secara sederhana dan mudah dipahami. Selain itu, agar masyarakat memiliki kemampuan memahami dan menganalisa suatu pemberitaan atau informasi sehingga terbentuk kesadaran untuk lebih bijak dalam menggunakan gawai dan internet.
Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abrijani, dalam sambutannya menyampaikan bahwa angka indeks literasi digital masyarakat Indonesia yang masih berada pada 3,49 dari skala 5 harus ditingkatkan. Hal ini menjadi tugas bersama untuk membekali masyarakat dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital nasional.
Kelas Kebal Hoaks juga menghadirkan Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium MAFINDO, dan Nuril Hidayah, Komite Litbang MAFINDO sebagai narasumber. Nuril memaparkan gambaran umum terkait kerja-kerja MAFINDO, definisi hoaks, latar belakang permasalahan, dampak negatif hoaks serta bagaimana dan kemana mencari klarifikasi atas informasi meragukan yang beredar.
Sementara Septiaji Eko Nugroho memaparkan teknik verifikasi konten editan dan foto, serta teknik verifikasi video dan lokasi.
Peserta yang hadir sangat antusias dan aktif bertanya berdiskusi selama berlangsungnya kelas. Selain teori, kelas kebal hoaks juga menyediakan sesi praktik.
“Kami berharap usai kegiatan ini peserta dapat membangun daya berfikir kritis dalam menerima setiap informasi yang belum jelas. Upaya ini semakin penting karena menjelang Pemilu 2024 nanti kita akan menemui lebih banyak tantangan, terutama karena adanya hoaks bernuansa SARA yang berpotensi memecah belah,” pungkas Septiaji. (her/nik)