Kemenperin Berikan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK) Pada 16 Perusahaan
JAKARTA, SKO.COM – Pemanfaatan segmen pasar di era perdagangan bebas seperti sekarang ini, mau tidak mau membuat industri nasional perlu untuk terus melakukan penciptaan teknologi baru. Dari teknologi ini industri nasional diharapkan mampu menjadi tuan di negeri sendiri dan berdaya saing di pasar internasional.
Untuk mewujudkan rencana tersebut, pemerintah melalui Kementrian Perindustrian terus proaktif memacu perkambangan industri nasional agar memiliki daya saing global melalui berbagai instrument pokok dan pendukung, seperti kebijkaan, pemberian fasilitas fiskal dan non fiskal. Dengan begitu, industri tanah air akan dapat menghadapi serbuan produk impor yang masuk ke Indonesia.
‘’Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendorong peningkatan daya saing industri nasional adalah melalui kegiatan penciptaan dan pemanfaatan teknologi industri baru secara mandiri,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara Penganugerahan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri Tahun 2021 di Jakarta, Rabu (01/12/21.
Upaya tersebut merupakan salah satu wujud nyata dari implementasi program prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0. Aspirasi besarnya adalah menjadikan Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2030.
Menurut Menperin, saat ini setidaknya terdapat dua isu utama yang harus dijawab oleh pemerintah dan para pelaku industri terkait inovasi. Yang pertama, keberpihakan dalam melakukan riset teknologi menuju aplikasi teknologi baru di setiap industri masing-masing. Sebagai gambaran, pada tahun 2020, anggaran belanja riset di Indonesia hanya mencapai 0,31% dari PDB. Dari jumlah tersebut, lebih dari 83%-nya berasal dari anggaran Pemerintah.
“Oleh karena itu, kami mendorong perusahaan industri untuk melakukan kegiatan riset dan pengembangan teknologi agar ketergantungan Indonesia terhadap impor barang modal dan produk hilir dapat diminimalisasi,” imbau Menperin.
Kedua, tantangan dalam memastikan berjalannya ekosistem pengetahuan dan inovasi. Untuk menjadi top 10 negara dengan perekonomian terbesar, kita memerlukan Indonesia yang ekonominya berbasis riset dan inovasi. Namun kejadian ini hanya akan mungkin terjadi apabila ekosistem risrt dan inovasi yang dijalankan dapat berjalan dengan baik.
Hal ini penting karena kontribusi sektor industri terhadap PDB sampai hari ini masih tertinggi. Ekspor sektor manufaktur memberikan kontribusi 75% dari total ekspor nasional. Sehingga perlu mengupayakan agar produk Indonesia memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Investasi industri manufaktur juga meningkat secara year on year dibandingkan periode Januari-Oktober 2020. Sehingga dapat dikatakan bahwa industri manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian nasional.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi menyampaikan, pihaknya senantiasa mendukung upaya perekayasaan, inovasi atau invensi teknologi yang dilakukan oleh para pelaku industri nasional. Apresiasi ini diwujudkan melalui pemberian penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK).
‘’Tujuan dari pemberian penghargaan ini adalah untuk meningkatkan semangat para industriawan agar selalu menciptakan dan memanfaatkan teknologi baru dalam rangka meningkatkan kualitas produk yang memenuhi kebutuhan konsumen saat ini, yang pada akhirnya produk nasional mampu berdaya saing di perdagangan domestik maupun internasional,” pungkas Doddy.
Hingga saat ini, penghargaan tersebut telah diberikan kepada 67 perusahaan industri atas 88 rintisan teknologi industri yang dihasilkan. Untuk tahun ini, telah dilaksanakan proses penilaian dan seleksi penerima Penghargaan RINTEK 2021. Kemenperin telah menetapkan 16 perusahaan industri sebagai penerima Penghargaan RINTEK Tahun 2021.