Kemenperin Jalin Kerjasama Kurangi Potensi Defisit SDM Industri Potensial
JAKARTA, SKO.COM – Kementrian Perindustrian mentargetkan pertumbuhan industri di tahun 2022 akan meningkat sebanyak 5 % dan akan terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Sejalan dengan hal tersebut, Kemenperin juga memperkirakan rata-rata kebutuhan Sumber Daya Alam (SDM) yang diperlukan oleh industi rata-rata mencapai 682.000 SDM.
Menurut analisa, hal ini akan menimbulkan potensi kekurangan atau defisit SDM industri. Oleh sebab itu, pemerintah berupaya untuk segera melakukan akselerasi pemenuhan kebutuhan SDM tersebut. Dalam upaya menyelaraskan supply and demand SDM industri kompeten, Kemenperin sendiri telah menyelenggarakan program-program untuk menjalin kemitraan yang link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri.
“Menyadari bahwa Kemenperin tidak bisa berjalan sendiri, maka kami menjalin kerja sama yang melibatkan seluruh komponen, terutama sektor industri sendiri, dengan harapan dapat mencetak SDM unggul yang berdaya saing secara global,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka Pekan Vokasi Industri di Jakarta, Rabu (01/12/21).
Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Jokowi mengenai penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan vokasi harus mengacu pada kebutuhan penggunanya atau demand driven. Untuk selanjutkan dilakukan penyesuaian antara lembaga pendidikan dan pelatihan dengan industri yang terkait.
Untuk meningkatkan partisipasi aktif dari industri, Kemenperin menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh industri, di antaranya berupa sembilan Sekolah Menengah Kejuruan, 10 politeknik, dan dua akademi komunitas.
“Kemudian, Kemenperin juga memiliki tujuh Balai Diklat Industri, Pelatihan Pelatih Tempat Kerja, Workshop Cost and Benefit serta Insentif Super Tax Deduction,” papar Menperin.
Terkait Super Tax Deduction, Menperin kembali mengingatkan para pelaku industri untuk memanfaatkan fasilitas tersebut dengan sebaik-baiknya. Hingga saat ini terdapat 43 perusahaan industri yang telah mendapatkan insentif Super Tax Deduction.
Kemenperin merangkum kinerja pengembangan SDM industri yang telah dilakukan dalam rangkaian kegiatan Pekan Vokasi Industri yang berlangsung pada 1-7 Desember 2021. Agenda kegiatan hasil kolaborasi BPSDMI Kemenperin dengan Kementerian Koordinator Perekonomian, Pemerintah Republik Federal Jerman, dan Kadin Indonesia tersebut meliputi pelatihan di tempat kerja, Workshop Cost and Benefit Analysis, Coaching Clinic Super Tax Deduction, Webinar, serta penandatanganan MOU dengan mitra industri dan mitra luar negeri.
“Kami juga merasa bangga, pada rangkaian Industrial Vocational Week dapat sekaligus meresmikan Pusat Industri Digital 4.0 (PIDI 4.0) sebagai akselarator transformasi industri 4.0 di Indonesia,” ujar Menperin.
Kepala BPSDMI Kemenperin, Arus Gunawan menyampaikan, selama ini pihaknya telah berkolaborasi baik dengan institusi dari dalam maupun luar negeri seperti dari Swiss, Jerman, Singapura, Australia, Taiwan, dan Jerman.
“Dari program kerja sama tersebut, BPSDMI telah bermitra dengan setidaknya 5.678 industri dan badan usaha dalam memenuhi kebutuhan industri,” papar Arus.
Dan yang terakhir dalam acara tersebut, BPSDMI melakukan penandatanganan MoU dengan AOTS Jepang tentang Training Program for Infrastructure Human Resources Development of Manufacturing Industry in Indonesia dan penandatanganan MoU dengan PT Kawan Lama Sejahtera tentang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Penandatanganan kedua MoU tersebut menunjukan upaya sinergi dan komitmen Kemenperin dengan pemangku kepentingan, baik dalam dan luar negeri untuk mengakselarasi pemenuhan SDM Industri Indonesia.