Kementerian Kelautan Dan Perikanan Bangun Washing Plant Di Kabupaten Pasuruan
PASURUAN,SKO.SOM – Kabupaten Pasuruan menjadi satu dari 7 daerah di Indonesia yang mendapatkan program pembangunan Washing Plant atau tempat pencucian garam dari Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP-RI).
Tak tanggung-tanggung, pembangunan washing plant di Desa Raci, Kecamatan Bangil ini didanai melalui dana APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) KKP-RI tahun 2020 sebesar Rp 2,5 Milyar dan ditargetkan selesai dibangun pada akhir tahun ini.
Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP-RI, TB Chaeru Rahayu mengatakan, selain Kabupaten Pasuruan, pembangunan washing plant juga dilakukan di Karawang, Indramayu, Brebes, Sampang, Gresik, dan Pati.
Dibangunnya washing plant tak lain agar kualitas garam bisa ditingkatkan sehingga berdampak pada naiknya harga garam itu dari yang rata-rata Rp 250-Rp 350 per kilogram, bisa meningkat menjadi Rp 700 per kilogramnya.
“Garam kita masih murah sekali. Di Pasuruan ini masih Rp 270 rupiah. Dengan kita bangun washing plant ini, harganya bisa nyampek Rp 700 per 1 kilogram,” kata Chaeru saat meninjau finalisasi pembangunan washing plant di Desa Raci, Bangil, Sabtu (05/12/2020).
Kualitas tersebut terlihat pada naiknya kadar NaCl garam rakyat menjadi 98 persen sehingga mampu diterima oleh industri nasional dan juga mengurangi impor garam dalam jumlah besar.
“Washing plant ini sebuah teknologi yang disiapkan, sehingga nantinya mampu menaikkan kadar NaCl garam rakyat menjadi layak untuk masuk di industri nasional,” terangnya.
Dijelaskan Chaeru, teknologi pertama berupa washing plant atau peningkatan kadar NaCl melalui pendirian pabrik garam industri sudah pasti terintegrasi. Setelah washing plant, pabrik-pabrik baru nantinya akan didirikan di dekat lahan tambak garam petani agar seluruh produksinya bisa langsung diolah. Di pabrik itu lah, teknologi washing plant diterapkan untuk menaikkan kadar NaCl menjadi 92-98 persen.
Pokoknya kita memastikan semua program pusat yang kita sinergikan dengan Pemda berjalan baik. Untuk yang di Pasuruan ini bisa dibilang semi pabrik meski tidak terlalu besar, karena begitu sudah menjadi garam grosok, langsung diolah di washing plant ini,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Pasuruan, KH Abdul Mujib Imron menegaskan bahwa dipilihnya Desa Raci sebagai lokasi pembangunan washing plant tak lain karena memiliki luasan lahan tambak garam yang bisa mencapai 150,7 hektar.
“Kita pilih lokasi yang lahan tambak garamnya paling luas se-Kabupaten Pasuruan. Dan hanya ada di Desa Raci, Kecamatan Bangil,” jelasnya.
Di Kabupaten Pasuruan sendiri, total luasan lahan tambak garam mencapai 243,2 hektar. Jumlah tersebut tersebar di Desa Raci 150,7 hektar; kemudian di Desa Gerongan, Kecamatan Kraton sebesar 71,5 hektar; di Desa Kalirejo, Kraton dengan 13,5 hektar dan 7,5 hektar di Desa Tambaklekok, Kecamatan Lekok.
Menurut Gus Mujib, jumlah petambak garam di Kabupaten Pasuruan sekitar 204 orang dan didominasi dari warga Pulau Madura.
Sedangkan pada umumnya, usaha pergaraman yang ada di Kabupaten Pasuruan menggunakan sistem sewa lahan selama 5-10 tahun, dengan total produksi garam tahun ini mencapai 9050,60 ton. Jumlah tersebut masih mencapai 57,10% dari target yang dipatok tahun 2020, yakni sebesar Rp 15.850 ton.
“Tahun ini tidak bisa mencapai target karena ada banyak faktor, utamanya karena Pandemi Covid-19 sehingga banyak yang enggan membuat garam. Di samping itu, stok garam tahun 2019 juga masih banyak, dan juga karena faktor cuaca yang memasuki musim kemarau basah, jadi produksi garam baru dimulai pada Agustus lalu dan sekarang sudah hujan lagi,” ungkapnya kepada Suara Pasuruan.
Dengan dibangunnya Washing Plant, Gus Mujib berharap harga garam akan naik sehingga para petani garam juga diuntungkan
“Kalau harganya bagus, para petani juga semangat untuk memproduksi
garam,” tutupnya. ( * )