Komisi B DPRD Sidoarjo Gelar Hearing Cari Solusi Buruknya Kualitas Air PDAM
SIDOARJO, PEWARTAPOS.COM – Anggota komisi B DPRD Kabupaten Sidoarjo menggelar rapat dengar pendapat (hearing) bersama Perumda Delta Tirta Sidoarjo. Rapat dengar pendapat (RDP) membahas buruknya kualitas air PDAM yang di suplai dari IPAL Tawangsari Sepanjang. Air PDAM telah berubah warnanya kecoklatan.
Turut hadir dalam dengar pendapat ini adalah semua instansi yang bertanggung jawab terhadap mutu air bersih yakni PDAM Delta Tirta, PT Hanarida Tirta Birawa, PT Taman Tirta Sidoarjo, Perum Jasa Tirta, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, PU SDA Provinsi, PU SDA Sidoarjo.
Pimpinan rapat dengar pendapat Ketua Komisi B DPRD Sidoarjo H. Bambang Pujianto, S.Sos., M.Si. menyampaikan hearing pada hari ini menanggapi aspirasi pelanggan Perumda Delta. Aspirasi yang disampaikan pelanggan yakni air yang sampai di pelanggan keruh berbau dan berwarna kuning coklat.
“Air keruh sudah satu minggu ini menimpa beberapa IPAL yakni IPAL Tawangsari, IPAL Krian, IPAL Siwalan Panji, IPAL Kedung Nguling,” paparnya.
Bambang juga menyebutkan tujuan kami melakukan hearing dengan berbagai pihak ini yakni harus ada solusi agar air keruh di Delta Tirta ini bisa teratasi dan tidak terulang lagi.
“Saya yakin pertemuan pada hari ini bisa membawa hasil yang positif dengan catatan adanya sinergitas dari beberapa pihak yang kita undang tadi insya Alloh air yang keruh tadi bisa teratasi,” ungkapnya.
Bambang menegaskan selain itu nanti ada review SOP tentang pengelolaan produksi air Perumda Delta Tirta sampai ke pelanggan.
Sementara itu, Direktur Utama Perumda Delta Tirta Ir. Dwi Hary Soeryadi, M.M.T. dalam keterangannya menyampaikan hari ini kita menggelar hearing bersama komisi B DPRD Kabupaten Sidoarjo terkait komplain pelanggan yang mana beberapa minggu terakhir ini airnya keruh, sehingga perlu adanya penanganan yang lebih baik.
intinya di sini kita perlu koordinasi yang lebih baik dengan Perum Jasa Tirta, PU SDA kabupaten maupun PU SDA provinsi, karena Perumda Delta Tirta sendiri hanya memanfaatkan air yang ada. Sementara ketika air kalinya turun dengan berbagai alasan yakni di musim kemarau levelnya turun sedangkan di musim hujan levelnya tidak turun tapi untuk mencegah banjir.
“Itu semua tujuannya kan untuk kebaikan masyarakat Sidoarjo semua. Cuman bagaimana sekarang caranya supaya tidak banjir dan air PDAM juga tidak keruh. Di sisi yang lain PU SDA provinsi itu juga mengakomodasi untuk irigasi. Terus gimana ini? Sedangkan di sisi lain dia punya SOP untuk pengaturan air tentang pembukaan dan penutupan DAM air,” jelasnya kepada pewartapos.com Sabtu (11/05/2024).
Masih kata Dwi arahan dari pimpinan komisi B tadi supaya SOP ini di review supaya masyarakat tidak banjir, supaya masyarakat mendapatkan air yang tidak keruh, supaya irigasi untuk pertanian terpenuhi.
“Kami menyarankan ayo duduk bersama sesegera mungkin untuk membuat SOP dan formulasi, demi kebaikan masyarakat Sidoarjo,” ujarnya.
Selain itu, Dwi juga menyampaikan kemarin kami mendapat masukan dari internal sendiri bahwa air keruh ini terjadi setahun dua kali yakni di musim kemarau karena tidak ada air dan di musim penghujan karena DAM nya di tutup.
“Setelah kita petani sumber penyebab air keruh sudah ketemu. Alhamdulillah per hari ini kami mendapatkan The International Organization for Standardization (ISO) 9001 untuk produksi dan BPJD Perumda Delta Tirta, ini berarti pengelolaan Perumda Delta Tirta secara lnternasional bisa tercapai,”tandasnya.(zki)