SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Babak kualifikasi PON XXI Aceh-Sumut 2024 masih akan berlangsung hingga Oktober mendatang. Namun sampai awal Agustus ini, setidaknya sudah ada 19 cabang olahraga (cabor) yang telah menyelesaikan kualifikasi.
“Hasil Pra-PON itu akan kami evaluasi, akurasi target, mana saja yang meleset dan yang tidak. Mana yang diperhitungkan tapi justru tidak tepat sasaran atau sebaliknya, yang tidak diperhitungkan justru menang. Termasuk juga bagaimana kekuatan atlet dari daerah lain,” tutur Ketua Umum KONI Jatim, M. Nabil, kepada media, Senin (7/8/2023).
Dari 19 cabor yang telah menjalani kualifikasi, tiga di antaranya berhasil keluar sebagai juara umum, yakni selam, binaraga dan loncat indah.
Selam mendapat 10 emas, 7 perak dan 4 perunggu saat Pra-PON di Jakarta 16-23 Juli 2023. Binaraga meraih 2 emas dan 2 perak pada babak kualifikasi di Bengkulu, 26-29 Juli 2023
Sedangkan loncat indah menyabet 6 emas, 5 perak serta 4 perunggu pada 10-18 Juni 2023 di Jakarta. Selain ketiga cabor itu, ada juga angkat besi yang berhasil menyabet posisi runner-up di bawah Jawa Barat dengan 3 emas, 2 perak dan 2 perunggu.
Namun ada juga cabor yang sudah pasti tidak berangkat ke PON XXI/2024 Aceh-Sumut, karena tidak lolos Kualifikasi PON XXI, seperti cabor Gateball.
“Saat ini kami harus mulai membedah dan mengalkulasi potensi dengan akurat. Artinya, kami sudah harus dapat penjelasan cabor apa, nomornya apa saja, dan namanya siapa. Supaya kami mendapat gambaran pasti dan akurat mengenai kekuatan dan potensi di PON XXI/2024 mendatang,” kata mantan aktifis HMI itu.
Dari evaluasi itu, Nabil ingin mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai kekuatan setiap cabor secara detail agar tak salah perhitungan saat PON XXI nanti.
“Kita harus lebih ketat menyeleksi siapa saja yang layak masuk Puslatda. Karena kita harus mempertanggung jawabkan program ini nantinya,” ujarnya.
Seperti sebelum-sebelumnya, Pra-PON kali ini peta kekuatan masih berporos pada tiga daerah, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. “Kita tidak mau asal-asalan dalam menjalankan Puslatda. Kita harus benar-benar berhitung, supaya hasil di PON 2024 nanti maksimal,” harap pria asal Probolinggo itu. (rls/joe)