SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur (Jatim) melalui Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) se-Jawa Timur berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) jumlah pencocokan dan penelitian (Coklit) di hari pertama mencapai 1.107.000 lebih data pemilih di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam rangka pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2024, di Hotel Majapahit Surabaya, Senin (24/6/2024).
Ketua KPU Jatim, Aang Kunaifi mengatakan, Gebyar Coklit Data Pemilih Serentak sengaja dilakukan di hari pertama, karena kebiasaan Pantarlih melakukan di masa akhir Coklit. Hal itu terekam saat Aang menjabat Pengawas Pemilu (Bawaslu Jatim) 2018, yang mana saat itu kerap menemukan aktivitas Pantarlih dilakukan ketika hampir selesai masa Coklit. Bahkan Pantarlih hanya bekerja dan bertugas di atas meja saja.
“Padahal sejatinya tugas dari kawan-kawan Pantarlih itu mendatangi dari rumah ke rumah memastikan bahwa yang bersangkutan itu memang ada orangnya, atau sudah pindah memenuhi syarat sebagai pemilih, atau harus dikeluarkan dari data pemilih karena suatu hal.” urainya.
Sehingga lanjut Aang, menjadi dasar KPU menggelar Gebyar Coklit Serentak, sekaligus diharapkan jadi penyemangat bagi Pantarlih bekerja melakukan Coklit.
“Ini yang menjadi dasar kita melakukan Gebyar, dengan demikian yang kita lakukan malam ini semoga dapat menjadi semangat awal yang baik kepada seluruh Pantarlih untuk bekerja mencoklit mensyaratkan sejak hari pertama dijadwalkan,” beber Aang.
Aang juga menekankan kepada seluruh jajaran penyelenggara kabupaten/kota hingga tingkat desa, kelurahan, melakukan supervisi pada kegiatan pelaksanaan tahapan ini.
Pun memastikan kegiatan Coklit berjalan sesuai ketentuan. Sebab, sebut Aang Coklit dilakukan dari rumah ke rumah, di dalamnya terdapat keluarga yang terdiri dari beberapa pemilih.
“Kami juga titip tugas tambahan untuk Pantarlih sekaligus menyampaikan informasi dan pendidikan pemilih terkait pelaksanaan Pilkada di Jawa Timur,” demikian Aang Kunaifi. (joe)