GRESIK, PEWARTAPOS.COM- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan bahwa salah satu langkah efektif dalam pencegahan dan mempercepat penurunan stunting yakni dengan menerapkan Pola Hidup Sehat sejak usia remaja.
Ditegaskan Khofifah bahwa Pola Hidup Sehat ini yang harus diikuti dari seluruh jenjang usia dan dilaksanakan sejak usia remaja guna memangkas terjadinya stunting di Jawa Timur.
“Pencegahan stunting harus dilaksanakan sejak usia remaja. Utamanya anak-anak muda yang saat ini bersekolah di jenjang SMP. Karena pencegahan stunting jika dilakukan setelah menikah dirasakan sudah terlambat,” ungkapnya saat mendampingi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Dudung Abdurahman pada talkshow Program Penurunan Stunting di GOR Pusponegoro, Kab. Gresik, Kamis (1/9).
Gubernur Khofifah mengatakan, bahwa life cycle atau lingkaran kehidupan dimulai dari usia balita, remaja, usia nikah, usia kehamilan, melahirkan hingga usia lansia harus menerapkan Pola Hidup Sehat.
Jikalau proses pencegahan stunting dimulai dari proses pernikahan sampai proses kehamilan sebenarnya sudah terlambat. Oleh karenaya pola hidup sehat harus menjadi perhatian penting.
“Jadi kepada anak anakku sejak usia SMP kalian harus menerapkan pola hidup sehat yang akan menjadi awal fisik yang sehat dan ketika menikah dan yang perempuan hamil melahirkan juga lahir bayi yang sehat kelak tumbuh kembangnya juga sehat. Secara berkelanjutan dan tersistem maka stunting bisa diturunkan signifikan di Jawa Timur,” ujarnya.
Khofifah menegaskan, bahwa untuk menurunkan.stunting secara signifikan dibutuhkan format pendekatan yang komprehensif, antara lain bapak dan bunda asuh stunting di daerah. Diharapkan ada keberlanjutan pendampingan dan pengawalan sehingga berbagai kebutuhan gizi bayi balita dan anak stunting dapat dimaksinalkan.
Pemprov Jatim, lanjut Khofifah terus membangun sinergi sedetail mungkin bersama seluruh elemen strategis dengan melibatkan peran serta Forkopimda maupun Bupati/Walikota.
Bahkan, rapat koordinasi terus dilakukan secara khusus membahas tentang percepatan penurunan stunting di Jatim. Tak hanya itu, Pemprov Jatim bersama Pemkab/Pemkot terus melakukan pemetaan sedetail detailnya.
“Saya yakin kehadiran Bapak KSAD di Jatim dalam mengukuhkan Bapak Bunda Asuh Anak Stunting di Gresik ini gaungnya bisa diikuti diseluruh Indonesia. Apa yang dicontohkan oleh Bapak KSAD ini adalah bentuk referensi dari upaya gotong royong menangani dan mengatasi permasalahan serius di tengah tengah masyarakat,” urainya.
Sampai saat ini Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 prevalensi stunting di Jatim sebesar 23.5 persen yang artinya dibawah rata rata nasional yang mencapai 24.4 persen. Pemprov Jatim terus berupaya bekerja keras agar penurunan stunting bisa dilakukan secara lebih masif di 38 kab/kota di Jatim.
Ditempat yang sama, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Dudung Abdurahman mengatakan, bahwa kehadirannya di Gresik Jatim ini untuk melihat realisasi dari implementasi penanganan anak anak stunting sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Pada hari ini juga, lanjut KSAD dilakukan pengukuhan para pejabat di lingkungan Gresik untuk selanjutnya dijadikan bapak dan bunda asuh anak stunting.
“Kesemuanya ini adalah harapan kita semua sejalan arahan dari Bapak Presiden agar stunting di Indonesia bisa ditekan dan diturunkan melalui bapak dan bunda asuh ini menjadi 14 persen,” tegasnya.
Jenderal Dudung memastikan bahwa peran TNI-AD akan senantiasa membantu pemerintah daerah dan BKKBN dalam mempercepat penurunan stunting di Indonesia.
“Mudah mudahan anak anak stunting di wilayah Gresik dan Prov. Jatim bisa turun kasusnya,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut juga diberikan pemberian makanan tambahan Bagi Balita Stunting dan Ibu Hamil.
Kagumi Kampung Pancasila Kelurahan Sukorame Gresik
Setelah mengukuhkan Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting, KSAD bersama Gubernur Khofifah melanjutkan kunjungan di Kampung Pancasila Kelurahan Sukorame Gresik. Tampak, KSAD Jenderal Dudung merasa kagum bahwa Pancasila bisa diimplementasikan di tingkat kelurahan dengan menggandeng semua elemen suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).
Saat memberikan semangat dan motivasinya, KSAD menyatakan bahwa kampung Pancasila di dirikan dilatarbelakangi dari adanya pihak yang mengancam NKRI. Dan yang bisa menguatkan itu adalah Pancasila melalui budaya gotong royong.
Maka dari itu, Kampung Pancasila seperti ini harus diperkuat dan disebarluaskan sebagai bentuk kecintaan masyarakat terhadap Pancasila.
Kampung Pancasila ini menerapkan nilai-nilai Pancasila dan menjadi kampung percontohan penerapan Pancasila. Kampung yang berpenduduk 70 KK ini memiliki keberagaman suku bangsa. Di antaranya suku Jawa, Madura dan Bugis. (*).