Kunjungi Pulau Dewata, Siswa MTsN 1 Kediri Belajar Moderasi Beragama
KEDIRI, PEWARTAPOS.COM – Tidak hanya sekadar menikmati pesona destinasi wisata Pulau Bali, Studi Kenal Alam dan Lingkungan (SKAL) MTsN 1 Kediri yang dilaksanakan selama lima hari (22-26/2) mengajak siswa-siswi kelas VIII untuk belajar mengetahui bagaimana praktik moderasi beragama di pulau Dewata secara lebih dekat. Sebab, Skal tahun ini salah satu objek yang dikunjungi adalah Pondok Pesantren Raudlatul Huffadz di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.
Kepala MTsN 1 Kediri Muhammad Zainuddin menjelaskan bahwa Skal tahun 2023 memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebelumnya, MTsN 1 selalu memilih objek SKAL di Jawa Tengah dan sekitarnya. Namun, tahun ini tujuan Skal dipilih Pulau Dewata atau Pulau Bali.
Menurut Zainuddin Skal ke Pulau Bali bertujuan menguatkan pemahaman siswa-siswi MTsN 1 Kediri dalam moderasi beragama.
Sebab, Pulau Bali yang nota bene mayoritas masyarakatnya beragama nonmuslim alias Hindu dan di sana ada juga pemeluk agama Islam, namun mereka bisa hidup rukun berdampingan. Seperti di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali terdapat Pondok Pesantren Raudlatul Huffadz
“Oleh karena itu, siswa-siswi MTsN 1 kami ajak berkunjung dan bersilaturahmi ke pondok ini,” terang Zainuddin
Selain mendapatkan informasi berkaitan dengan pelaksanaan ibadah umat Islam di Pulau Bali, kata Zainuddin, selama skal berlangsung siswa-siswi MTsN 1 Kediri juga mempraktikkan materi pelajaran agama Islam di bangku sekolah, yakni selalu melaksanakan kewajiban salat meskipun dalam perjalanan. “Kami melaksakan salat jamak secara berjamaah di beberapa Masjid di Bali. Selain itu, tentunya rombongan juga menikmati pesona keindahan destinasi wisata Pulau Bali” jelas Zainuddin.
Pelaksanaan Skal berjalan lancar dan menyenangkan. Sebelum berangkat rombongan melaksanakan upacra pembukaan dan doa bersama melaksanakan perjalanan. Usai berdoa para siswa yang sudah siap dengan bekal yang sudah disiapkan jauh hari sebelumnya pada (22/2) pukul 09.00 WIB meninggalkan madrasah dan bertolak menuju pulau yang dijuluki dengan pulau seribu pura. Rombongan berjumlah tujuh bus itu begitu menikmati perjalanan bersama.
Pertama rombongan tiba di Kurnia Village. Di Kurnia Vilage rombongan beristirahat menunggu mendirikan salat Subuh. Usai sarapan, rombongan Skal MTsN 1 Kediri menuju destinasi wisata Tanah Lot. Di Tanah Lot itu rombongan menikmati pesona keindahan alam yang menakjubkan. Puas menikmati keindahan destinasi wisata Tanah Lot dengan berfoto-foto, rombongan melanjutkan perjalanan menuju pondok Pesantren Raudlatul Huffadz di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Tepatnya di Jalan A. Yani Gang Kamboja I /04
Di pondok pesantren itu siswa-siswi dan tenaga pendidik MTsN 1 Kediri disambut oleh para santri dan pengasuh sekaligus pendiri pondok pesantren Raudhatul Huffadz, Kyai Haji Noor Hadi. Kyai Noor Hadi memberikan penjelasan tentang selayang pandang sejarah berdirinya pondok yang berada di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas nonmuslim. Bermodal hafal Alquran beliau berniat dan bertekad menyiarkan agama Islam di Bali.
Menurut Kyai Noor Hadi pendirian pondok pesantren tersebut merupakan atas petunjuk dan perintah Almaghfurllah Kyai Haji Arwani Amin dari Kudus. Almaghfurllah Kyai Haji Arwani Amin adalah guru Kyai Noor Hadi. Selain itu, cerita Kyai Noor bahwa ponpes Raudlotul Hufadz sangat berhubungan erat dengan Kediri. KH. Maksum Jauhari yang dikenal Gus Maksum dari ponpes Lirboyo kediri Gus telah berjasa atas perkembangan ponpes tersebut.
“Setelah didoakan Gus Maksum, Alhamdulillah lahan yang saya harapkan bisa kami beli dijual oleh pemiliknya kepada kami,” cerita Kyai Noor kepada Rombongan Skal MTsN 1 Kediri.
Setelah bercerita sejarah berdirinya pondok, Kyai Noor menyampaikan tausiah. Ia menekankan pentingnya seorang santri atau murid untuk taat dan patuh kepada guru. Seorang santri yang taat dan patuh kepada guru dan orang tua santri akan mendapatkan kesuksesan dari Allah SWT.
Kiyai Noor Hadi berpesan kepada rombongan Skal MTsN 1 Kediri khususnya para siswa agar senantiasa dan selalu taat dan patu kepada guru. Kepatuhan dan ketaatan kepada guru adalah kunci sukses dalam hidup, yakni bahagia di dunia dan akhirat. Selain itu, Kyai Noor Hadi memberikan ijazah kepada para siswa MTsN 1 Kediri agar diamalkan.
“Ini dibaca 100 kali setiap hari agar tidak mudah lupa dengan hafalan, Sanuq ri uka falaa tansaa illaa ma syaa Alloh,” jelas Kyai Noor Hadi memberi ijazah.
Usai tausiah selesai mewakili rombongan, Kepala MTsN 1 Kediri Muhammad Zainuddin bertanyan perihal moderasi beragama di Bali.
“Alhamdulillah selama ini kami bisa hidup rukun berdampingan dengan masyarakat yang beragama nonmuslim. Kami selalu menghargai satu sama lain,” jelas Kiyai Noor Hadi.
Setelah mendapatkan tausiyah agama Islam, rombongan Skal berpamitan untuk meneruskan perjalanan. Dipandu oleh gaet profesiaonal selama tiga hari dua malam, rombongan menikmati destinasi wisata pulau Bali yang menawan dan mempesona selama tiga hari dua malam. Mereka mengunjungi wisata bahari di Nusa Dua, Pantai Pendawa, Pantai Melasti, dan Bedugul.
“Kami juga mengnjungi desa wisata Bali, yakni Desa Panglipuran yang berada di Kabupaten Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli,” terang Andik Ahmad Dhofir, Ketua Panitia Skal 2023
Selain menikmati pesona destinasi wisata Bali, dipandu para pendamping para siswa melakukan praktik berdialoq bahasa Inggris dengan berbagai turis mancanegara. Tentunya mereka juga mengabadikan momen tersebut dengan foto bersama.
Di Pantai Melasti rombongan Skal MTsN 1 Kediri dan wisatawan dari seantero nusantara. Bahkan, turis dari mancanegara juga menyaksikan pertunjukan seni tari Kecak yang mengiringi pementasan grub teater yang mengisahkan Kera yang bernama Hanuman yang mengalahkan Raja Rahwana yang menculik Dewi Sinta. Para penonton termasuk rombongan MTsN 1 Kediri pun terpukau dengan tampilan grub seni tari Kecak itu.
“Skal ke Bali memang sangat menyenangkan. Objek wisata di Bali sangat indah-indah. Kami juga bisa menginap beristirahat di hotel yang mewah di Bali,” kata Cleo Calista, siswa kelas 8 D kepada tim Warta MTsN 1 Kediri.
Sementara itu, Fattan siswa kelas 8D berkesan dengan kunjungan rombongan Skal ke ponpes Raudlotul Huffadz. Ia mengaku ia bisa memahami pentingnya moderasi beragama agara terciptanya masyarakat yang rukun damai.
“Saya semakin paham tentang moderasi beragama perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, di Bali terdapat kompleks tempat ibadah agama Islam, Budha, Hindu, Kristen yang dibangun berdampingan,” kata Fattan.
Sebelum pulang ke MTsN 1 Kediri, tidak lupa para siswa membeli oleh-oleh kas Bali untuk keluarga yang ada di rumah yang telah menunggu kedatangan siswa-siswa MTsN 1 Kediri. Pada (24/2) pukul 11.30 WIT Rombongan Skal MTsN 1 Kediri meninggalkan pelabuhan Gilimanuk. Tidak melalaikan kewajiban, rombongan Skal melaksanakan solat subuh di rest area Mojokerto.Pukul 06.30 WIB rombongan Skal tiba kembali di Pare Kabupaten Kediri. (yus/ br/tim warta MTsN 1 Kediri)