Kunker ke Bali, Komisi D DPRD Jatim Dapat Kiat Merawat Jalan Aspal
BALI, PEWARTAPOS.COM– Ada kiat menarik cara merawat jalan aspal agar awet meski dana terbatas, diperoleh Komisi D DPRD Jatim saat melakukan kerja ke Provinsi Bali, jum’at (4/8/2023).
Berlangsung di kantor DPRD Bali, Komisi A DPRD Jatim diterima langsung oleh Sekretaris DPRD (Sekwan) Provinsi Bali, I Gede Dewa Putra dan jajaran Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dispuprkim) Provinsi Bali.
“Kita sama-sama dari DPRD Provinsi, maka kita sharing 11-12 dengan Pak Sekwan dan jajarannya,” kata Ketua Komisi D DPRD Jatim, dr Agung Mulyono.
Dikatakan, dalam Kunker kali ini, pihaknya ingin mendapatkan banyak informasi tentang Provinsi Bali. Terutama berkaitan dengan Sumber Daya Air dan Bina Marga. “Kita terima kasih kepada Pak Sekwan dan jajarannya,” ujarnya.
Sekretaris DPRD Provinsi Bali I Gede Dewa Putra memberikan apresiasi kepada pimpinan serta anggota DPRD Jawa Timur. Menurutnya, kebutuhan Provinsi Bali itu sangat besar, terutama soal infrastruktur jalan dan SDA.
“Karena Bali kebetulan destinasi wisata, perhatian pemerintah pusat sangat tinggi. Pak Presiden, para Menteri juga memberikan banyak dukungan kepada pemerintah Bali, sehingga kita lihat jalan-jalan di Bali banyak yang bagus,” kata I Gede Dewa Putra.
Dalam kesempatan itu, Kabid Bina Marga Dinas PU Provinsi Bali Ida Ayu menjelaskan anggaran Provinsi Bali dalam pemeliharaan infrastruktur jalan. Dimana anggarannya sangat terbatas ketika ditinjau dari segi kebutuhan. Bahkan dari hasil perhitungan, untuk pemeliharaan rutin per kilometer jalan di Bali, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 50-60 juta.
“Kami di Provinsi Bali hanya bisa Rp17 juta per kilometer. Namun, karena kami ada di daerah pariwisata dan tanggungjawab kami mempertahankan ruas jalan tetap mantap dengan anggaran terbatas,” ucapnya.
Karena itulah, pihaknya mengatur sedemikian rupa besaran anggaran tersebut agar tepat sasaran. Salahsatunya adalah untuk bagaimana mencegah ruas jalan di Bali agar tidak banjir.
“Kami pahami bahwa musuh aspal adalah air. Sehingga kami dengan keterbatasan anggaran, kami lebih fokus ke bagaimana membuat saluran kami bisa meneruskan drainase jalan kami menjadi berfungsi baik,” papar dia.
Selain fokus terhadap drainase atau saluran, soal elevasi atau ketinggian bahu jalan juga menjadi perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Dimana bahu atau tepi jalan di Bali diupayakan agar tidak lebih tinggi dari aspal atau jalan utama.
“Kemudian bahu jalan itu jangan sampai lebih tinggi dari pengerasan, sehingga tidak akan tergenang airnya. Saat ini kami lebih banyak mengarahkan kesana sehingga jalan tidak tergenangi dengan air,” pungkasnya. (rrn)