Latihan Fisik Perguruan Pencak Silat di Banyuwangi Merenggut Nyawa Pelajar Asal Jakarta
BANYUWANGi PEWARTAPOS.COM – Sungguh tragis nasib ARH (14) salah satu santri Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Huda Unit 1, Desa/Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi. Pelajar asal Jakarta tersebut sampai kehilangan nyawanya saat latihan penguatan fisik disalah satu perguruan Pencak Silat “Kera Sakti”, Minggu (22/9/2024).
Kapolsek Tegalsari, Iptu Achmad Rudy, saat dikonfirmasi pewartapos.com, membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya, latihan Pencak Silat yang menimbulkan korban jiwa tersebut terjadi sekira pukul 14.00 Wib.
Menurut keterangan beberapa saksi/teman-teman korban saat latihan, yang menjadi pelatih/pelapor, pada saat latihan berinisial JAZ (17) laki-laki asal dari Desa Sadardriwijaya, Kecamatan Bandarsribawono, Kabupaten Lampung Timur.
“Tempat kejadian perkara (TKP) berada di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Tegalsari,” terang Iptu Achmad Rudy, Senin (22/9/2024) pagi.
Sebelum terjadinya peristiwa yang merenggut korban jiwa tersebut, awalnya perguruan Pencak Silat Kera Sakti itu melakukan pemberian sabuk kenaikan tingkat terhadap 5 siswa, dengan pelatih JAZ
Kemudian pada saat latihan penguatan fisik, pelatih secara bergiliran memukul dada semua anak didiknya.
“Pada saat Giliran korban, pelatih memukul dada korban sehingga korban terjatuh kebelakang dan tidak sadarkan diri,” ungkapnya.
Melihat kejadian itu, selanjutnya pelatih dan seluruh siswa membawa korban ke rumah salah satu warga sekitar bernama Suyar. Lalu Yuliansyah alias Aan, yang juga pelatih perguruan Pencak Silat tersebut, langsung memberikan pertolongan pertama dengan pernafasan buatan, namun tidak ada respon.
“Selanjutnya korban dibawa ke Puskesmas Tegalsari. Namun sayang, ketika diperiksa oleh Tenaga medis, korban dinyatakan sudah meninggal dunia,” paparnya.
“Setelah menerima laporan warga, kamu langsung mendatangi TKP, mengevakuasi mayat korban, dan mengumpulkan keterangan saksi. Selanjutnya melimpahkan peristiwa ini ke Unit PPA Satrekrim Polresta Banyuwangi,” beber Iptu Acmad Rudy.
“Menanggapi kejadian tersebut, pihak keluarga menerima kematian korban sebagai musibah. Mereka juga menolak dilakukan otopsi dengan membuat surat pernyataan, serta tidak menuntut pihak pelatih, IKSPI Kera Sakti dan Ponpes Mambaul Huda,” imbuhnya. (Kur)