SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Mantan Srikandi Olimpiade 1988, Lilies Handayani (59), mempertahankan desertasinya yang berjudul Model Latihan Lilies Handayani Rapid Shooting dalam Meningkatkan Konsentrasi Divisi Recurve, di Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (30/1/2025).
“Luar biasa, bagus sekali desertasi Ibu Lilies Handayani,” aku Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes, anggota penguji desertasi Lilies Handayani, yang juga Rektor Unesa, usai keluar ruangan ujian.
Cak Hasan, panggilan akrab rektor, mengharapkan dengan kegigihan seorang Lilies yang sudah memiliki empat cucu itu, memberikan motivasi kepada pelatih-pelatih olahraga umumnya untuk terus menambah ilmunya.
“Kemauan Lilies untuk terus belajar dan menambah ilmu kepelatihan harus menjadi tauladan teman-teman pelatih lainnya, agar ilmunya terus berkembang dalam rangka mendukung perolehan prestasi atlet yang dibina,” ujar pria humoris yang mengantarkan Unesa meraih banyak penghargaan dan prestasi itu.
Penguji yang lain, Dr. Irmantara Subagio, M.Kes, yang juga ketua tim penguji, mengacungi jempol perolehan nilai dari desertasi Lilies Handayani yang pernah meraih medali perunggu Olimpiade 1988 itu.
“Tidak banyak pelatih atau atlet yang mampu menulis dan desertasi Ibu Lilies dalam merangkum pengalamannya sebagai atlet dan pelatih nasional dan internasional, berhasil dirumuskan menjadi metoda melatih yang jitu,” ujar Ibag, panggilan akrabnya.
Prof. Dr. Hari Setijono, M.Pd, anggota penguji yang lain, memberikan apresiasi kepada pelatih yang lahir di Surabaya, 15 April 1965 dan dikaruniai tiga anak itu, berhasil berhasil membuat model latihan panahan dengan baik dan taktis.
“Disamping itu pada usia yang tidak muda lagi, beliau masih semangat berada di lapangan dan merumuskan metoda-metoda latihan panahan. Bapaknya (almarhum Yahya Buari) dulu juga sangat rajin membuat metoda-metoda latihan, baik di Panahan maupun di Pencak Silat,” kata Gurbu Besar Unesa yang tinggal di Gedangan Sidoarjo itu.
Lilies Handayani sendiri mengakui kegemarannya menulis setiap detil teknik latihan panahan dan pencak silat Kelatnas Perisai Diri yang dipelajari, direkam dalam tulisan dan dibingkai dalam buku. “Mungkin saya nurun dari Bapak yang selalu rajin mencatat ilmu-ilmu yang didapat, baik sebagai Pendekar Kelatnas Indonesia Perisai Diri maupun Panahan. Dan bersyukur saya ada kesempatan untuk menuangkan dalam desertasi ini,” tandas alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya itu.
Denny Trisyanto, S.H, M.H, suami Lilies Handayani, mengaku bangga apa yang didapat isstrinya selama menjadi atlet maupun pelatih mampu diaktualisasikan dalam sebuah karya disertasi yang membawanya nanti menyandang gelar doktor. “Wah, ini bahaya juga kalau istri sudah doktor nanti yang bisa mengalahkan diskusi hanya profesor,” kelakar mantan jawara Kelatnas Perisai Diri itu dengan tawa khasnya yang sejuk.
Setelah menjalani ujian tertutup dengan penguji Dr. Irmantara Subagio, M.Kes (ketia tim), Prof. Dr. Agus Hariyanto, M.Kes, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes (promotor), Prof. Dr. Hari Setijono, M.Pd (Co Promotor), Prof. Dr. Heny Setyawati, M.Si (anggota penguji), Dr. Heryanto Nur Muhammad, S.Pd., M.Pd (anggota penguji), Dr. Oce Wiriawan, M.Kes (anggota penguji), Kamis (30/1/2025), Lilies Handayani masih akan menjalani sidang terbuka yang menghadirkan penguji asisten Menpora, Zainuddin Amali yang jadwalnya masih menunggu persiapan. (joe)