LPPM UB Gelar Workshop Koordinasi dan Sinkronasi Jelang Gerakan 1000 Desa
MALANG, PEWARTAPOS.COM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya Malang menyelenggarakan Workshop Koordinasi dan Sinkronisasi Mahasiswa Membangun 1000 Desa untuk mendukung Gerakan 1000 Desa LPPM UB di tahun 2023. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai salah satu fungsi pengabdian perguruan tinggi kepada masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (04/01/23) secara daring dan dihadiri oleh 250 peserta yang terdiri dari Wakil Gubernur Jawa Timur, Kepala Daerah di Jawa Timur, Kepala Badan Perencanaan Daerah dan Pembangunan di Jawa Timur, Ketua BPPM fakultas dan pascasarjana, serta dosen koordinator wilayah KKN UB.
Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengapresiasi atas terlaksananya Program Membangun 1000 Desa oleh LPPM.
“Banyak pandangan masyarakat, bahwa desa adalah obyek, bukan subyek pembangunan. Namun, hal ini di disrupsi besar-besaran dengan teknologi digital, dimana kita tidak perlu berkumpul di satu tempat, namun semua aktivitas bisa berjalan”, ujar Wagub Emil.
Lebih lanjut Wagub Emil menjelaskan, bahwa melalui teknologi, kesempatan desa untuk lebih maju menjadi besar. Adanya peluang ini tentunya harus diimbangi dengan sumber daya yang maju pula.
“ Dan dengan program ini, kita dapat menyuntikkan knowledge capital agar lebih gesit dan adaptif menangkap peluang tersebut”, imbuhnya.
Menurut Prof. Luchman Hakim, S.Si.,M.Agr.Sc.,Ph.D selaku Ketua LPPM UB, kegiatan ini menjadi langkah awal LPPM untuk menyamakan persepsi.
“Workshop ini merupakan langkah awal LPPM UB untuk menyamakan visi. Temanya adalah Sustainable Village, yang selaras dengan program SDG’s. Kami berharap, agenda hari ini mampu menyamakan persepsi untuk mensukseskan program ini”, jelasnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si. Ph.D MedSc juga mengajak mahasiswa, dosen serta pakar yang ada di UB untuk terlibat.
“Program ini memiliki tiga tujuan, yaitu untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menyelesaikan masalah, menjadikan kampus untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan sinergi dengan pemimpin daerah, untuk membangun desa berkelanjutan”, pungkasnya.(iz)