JAKARTA, PEWARTAPOS.COM – Kementerian Agama Republik Indonesia mendapat apresiate dari jamaah haji yang dituangkan dalam hasil Indeks Kepuasan Jamaah Haji (IKJH) 1443H/2022M. Hasil survey yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dan dirilis Senin (19/12/2022), Kementerian yang dipimpin Yaqut Cholil Qoumas itu mendapat nilai 90,45 atau masuk kategori sangat memuaskan.
“Alhamdulillah, hasil survei BPS yang dirilis hari ini tentang indeks kepuasan jemaah haji 1443 H/2022 M mencapai 90,45. Ini masuk kategori Sangat Memuaskan,” terang Menag di Jakarta, Senin (19/12/2022).
“Ini kategori sangat memuaskan dengan indeks di atas 90 yang pertama kali dalam 11 kali pelaksanaan survei IKJH oleh BPS yang dilakukan sejak 2010,” sambungnya bangga.
Menag menyampaikan terima kasih kepada seluruh jamaah haji Indonesia, khususnya mereka yang berangkat pada 1443H/2022M. Menurutnya, survei ini bisa didapat karena kesediaan para jamaah untuk mengisi instrumen yang disiapkan oleh BPS.
“Capaian ini menggembirakan, tapi juga menjadi tugas berat bagi Kementerian Agama dan stakeholders terkait untuk bisa mempertahankannya. Apalagi, kuota jemaah haji Indonesia tahun 2023 kita harapkan sudah kembali normal,” harap Menag.
“Saya harus berterima kasih juga kepada seluruh petugas haji dan semua pihak yang terlibat atas sukses penyelenggaraan ibadah haji 1443 H/2022 M ini,” sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut Menag juga mengapresiasi kinerja BPS yang secara konsisten telah melakukan survei indeks kepuasan jamaah haji. Menag mengaku, akan memperhatikan sejumlah catatan dan masukan dari jamaah dan BPS untuk perbaikan layanan haji ke depan. Menag juga sangat menaruh perhatian pada peningkatan kualitas layanan bimbingan ibadah haji.
“Kita mengagendakan rekrutmen petugas bimbingan ibadah dilakukan lebih dini agar mereka juga bisa segera memberikan pendampingan dan bimbingan manasik kepada jemaah haji 2023,” urainya.
Sebelumnya, Kepala BPS, Margo Yuwono, mengapresiasi pemerintah atas kenaikan indeks kepuasan jamaah haji. “Kami menyampaikan apresiasi kepada pemerintah. Hasil survei ini sekaligus juga bisa memberi pembelajaran tentang bagaimana mempersiapkan haji tahun depan karena kondisi jemaah sudah akan kembali normal,” ujarnya.
Dalam simpulan paparannya, Kepala BPS menyampaikan bahwa kondisi penyelengaraan haji di tahun 2022 (masa pandemi) berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Perbedaan terlihat jelas pada jumlah dan karakteristik jamaah haji (karena adanya pembatasan dari Arab Saudi).
Misalnya, kuota jamaah haji Indonesia tahun 2019 mencapai 221.000, sementara tahun 2022 hanya 100.051. Sesuai kebijakan pembatasan dari Arab Saudi, usia jamaah haji 2022 tidak lebih 65 tahun. Sebanyak 75% usia jamaah pada rentang 41 – 60 tahun.
Kondisi berbeda lainnya terkait dengan pendidikan. Data survei yang dipaparkan Kepala BPS menunjukkan 52% berpendidikan tinggi (diploma – S3). Hanya 3% jemaah yang teridentifikasi tidak sekolah, SD 6%, SMP 9%, dan SMA 30%.
“Perlu bijaksana memaknai angka hasil survei 2022. Sebab kondisi 2022 berbeda dengan 2019, baik kuota maupun kondisi fisik jemaah,” ujarnya.
Kesimpulan lainnya yang disampaikan Kepala BPS, nilai IKJHI sebesar 90,45 menunjukkan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji Tahun 2022 “sangat memuaskan”. Tingkat kepuasan jamaah haji Indonesia tertinggi dicapai oleh daerah kerja/satuan operasi Makkah, dengan nilai indeks sebesar 91,57.
Kenaikan nilai IKJHI terbesar dibandingkan Tahun 2019 adalah daerah kerja/satuan operasi Armuzna, naik sebesar 7,06 poin. Jenis layanan dengan nilai IKJHI tertinggi adalah pelayanan transportasi bus antarkota, dengan nilai indeks sebesar 91,93. (Kemenag RI)