Mempersiapkan Ujian Sekolah Dasar Butuh Kesabaran
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Ujian Sekolah Dasar (SD) 2022 menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah di masa transisi pandemi ini. Setidaknya setelah hampir dua tahun lebih kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) berlangsung melalui online, kini para anak didik kelas 6 harus menjalani ujian sekolah secara offline sejak Selasa (17/5/2022) hingga Sabtu (21/5/2022).
“Tidak ada kesulitan yang berarti sih menjalani masa ujian tahun ini, tetapi memang harus lebih sabar. Karena mungkin sebagian besar anak-anak kami mengalami sedikit kekagetan karena selama ini terbiasa mendapat ‘kemudahan’ dari internet ketika mengerjakan ulangan. Sekarang anak-anak harus memikir dan menulis manual langsung di kertas ujiannya,” ujar Kepala Sekolah SD Petra 10 Surabaya, Rita Charolyne, S.Si., M.Psi, ketika menerima kunjungan Dewan Pendidikan Surabaya yang melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan ujian di sekolah yang terletak di Jl Raya Darmo Harapan PF-2 Surabaya itu, Rabu (18/5/2022).
Menurut Bu Rita, begitu biasa dipanggil kepala sekolah yang baru setahun menjabat di SD Petra 10 itu, pelaksanaan ujian sekolah yang pembuatan soal-soalnya sejak tahun ini tidak lagi terpusat, artinya soal ujian kini dibuat oleh masing-masing sekolah sesuai dengan kurikulum nasional, sangat membantu para guru untuk mengukur daya serap murid terhadap materi pelajaran yang diberikan. Dari sini pula akan terlihat siswa sudah pernah mendapat dan memahami materi pelajaran atau belum. “Tidak sulit kok ujiannya. Pelajaran sudah pernah diajarkan. Berbeda dengan tahun-tahun lalu yang soalnya dari luar,” aku Listeo Teen, salah satu siswa usai mengerjakan ujian mata pelajaran Matematika pada jam pertama ujian, Rabu (18/5/2022).
SD Petra 10 sendiri memiliki 107 siswa kelas 6 yang mengukuti ujian, namun ada satu murid yang tidak masuk karena sakit. “Orang tuanya sudah memberi tahu kami,” ujar ibu dua orang anak yang penampilannya selalu ceria dan ramah itu.
Rita juga menerangkan pelaksanaan ujian di sekolahnya tetap mengindahkan protokol kesehatan dan tempat duduk antar murid pun masih memenuhi ketentuan jarak aman seperti yang dianjurkan pemerintah. “Prokes tetap kami jalankan karena untuk yang satu ini kami sangat hati-hati,” tegas alumnus IKIP Negeri Malang itu.
Menurut Andriana Prameswari, Pemerhati Pendidikan, sistem ujian yang tidak lagi terpusat seperti sekarang ini, sangat tepat dan obyektif. Siswa tidak terkaget-kaget lagi seperti tahun-tahun sebelumnya ketika menjalani ujian nasional. “Kan yang membuat soal dulu dari pusat, sementara pembuat soal tidak mengerti sejauh mana materi pelajaran dan kemampuan belajar dan mengajar di setiap daerah. Sistem ujian saat ini lebih obyektif. Sesuai dengan kenyataan dan kondisi sekolah dan daerah,” tandas alumnus Fakultas Psikologi Universitas Airlangga itu.
Pandemi ini juga tidak menjadi masalah berarti karena soal-soal ujian yang diberikan kepada murid tentu disesuaikan dengan materi pelajaran yang sudah diberikan guru yang bersangkutan. “Saya pikir perubahan sistem ujian saat ini lebih baik,” ujarnya meyakinkan. (joe)