Menparekraf Tinjau Sarhunta Untuk Persiapan MotoGP Mandalika 2022
NTB, PEWARTAPOS.COM – Perhelatan ajang bergensi MotoGP Indonesia 2022 yang diselenggarakan di Mandalika Nusa Tenggara Barat pada Maret 2022 ini, cukup menyita banyak perhatian pemerintah dan masyarakat. Pemerintah sebagai tuan rumah, terus melakukan upaya penyediaan dan perbaikan layanan sarana dan prasarana pendukung guna memberikan fasilitas terbaik bagi para wisatawan yang hadir.
Pembangunan infrastruktur dan pengembangan Sumber Daya Manusia yang ada di sekitar lokasi MotoGP Mandalika, jelas memerlukan keseimbangan yang dapat berjalan beriringan. Hal tersebut sebagai upaya untuk menyambut dan memberikan pelayanan terbaik bagi para wisatawan yang dipresiksi akan mencapai 100 ribu orang.
Dalam kesempatan ini, Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno melakukan peninjauan ke lokasi pembangunan infrastruktur yang berada di Desa Mong, Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Rabu (12/01/22).
“ Disekitar Mandalika ini ada 398 hunian, nanti kita kelola permintaan warga dan sementara ini kita tampung dulu aspirasi apa saja yang diberikan oleh warga. Kalau untuk permintaan tambahan hunian dan fasilitas dari warga, ini permintaan langsung Pak Presiden dan diinstruksikan kepada Pak Basuki (Menteri PUPR),” ujar Menparekraf.
Untuk peningkatan SDM yang ada di sekitar lokasi, Menparekraf akan memberikan pelatihan SDM yang akan diisi oleh Poltekpar Lombok sebagai fasilitastornya. Menurut Sandiaga pelatihan ini bukan hanya dilakukan sebagai pendampingan fisik, namun juga membangun masyarakat dan SDM yang ada dengan harapan akan menjadi sumber kebangkitan ekonomi dan percepatan terciptanya lapangan kerja, khususnya bagi warga setempat.
Dengan jumlah wisatawan yang diprediksi mencapai 100 ribu orang, sarana hunian pariwisata (Sarhunta) saat ini yang tersedia hanya 400 hunian akan dipastikan kurang. Problematika lainnya yang terjadi adalah kurangnya ketersediaan akomodasi di Lombok yang hanya 23 ribu.
“ Sesuai dengan permintaan tambahan dari masyarakat, maka akan kita persiapkan dengan baik. Inilah yang disebut sebagai memahami kebutuhan masyarakat. Sebagai alternatifnya nanti akan kita arahkan ke homestay, cabin atau glamping hingga cruise yang tentunya akan melibatkan masyarakat setempat. Dengan harapan bukan hanya ekonomi yang akan bangkit, namun juga terciptanya lapangan pekerjaan,” tandas Sandiaga.