Uncategorized

Menteri KKP Resmikan Kapal Pemantau Balaenoptera untuk Jaga Kelestarian Paus Biru Laut Sawu

Share Berita:

KUPANG, SKO.COM – Kementrian Kelautan dan Perikanan meresmikan Kapal Pemantau Balaenoptera, Rabu (01/12/21). Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa kapal pemantau “Balaenoptera” akan berada di kawasan konservasi milik Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang.

Rencananya, Kapal Balaenoptera akan digunakan sebagai kapal pemantau berbagai aktivitas pemanafaat kawasan konserfasi perairan di Laut Sawu, termasuk guna mendorong kemajuan dan perbaikan ekosistem yang terdapat di dalam lautnya. Fungsi lainnya yaitu untuk survei biota laut yang dilindungi seperti paus biru, serta habitatnya dan ekosistem pesisir.

Kapal Pemantau Balaenoptera ini merupakan wujud nyata langkah KKP dalam menjaga kelestarian ekosistem ruang laut di Taman Nasional Perairan Laut Sawu. Menteri Trenggono menghimbau untuk bersama-sama menjaga dan merawat ekosistem laut.

“Terus dijaga ya. Kalau semakin banyak orang yang datang bisa rusak,” ujar Menteri Trenggono.  

Selanjutnya untuk monitoring kesesuaian zonasi dan merespon cepat dalam penanganan biota laut terdampar.

Kapal ini memiliki spesifikasi  berat 11 GT dengan kecepatan hingga 31 knot. Dengan ukuran 12 meter x 2,8 meter × 1,3 meter dan mampu memuat sampai 12 orang.

Filosifi pemilihan nama Balaenoptera diambil dari bahasa Latin yang berarti Paus Biru. Nama tersebut digunakan karena icon dari Taman Nasional Perairan Laut Sawu adalah Paus Biru.

Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Imam Fauzi, memastikan keberadaan Balaenoptera akan lebih mengoptimalkan pemantauan ekosistem perikanan di wilayah kerjanya.

“Kami berupaya terus menjaga ekosistem Laut Sawu terus lestari. Dengan ekosistem yang terjaga akan menjaga kesehatan laut di wilayah ini, sesuai dengan visi KKP yang menjalankan prinsip ekonomi biru,” ujarnya.

Taman Nasional Perairan Laut Sawu memiliki luas 3,35 juta hektare yang meliputi 5 region dan 10 Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Target konservasi utama pada taman nasional ini adalah mamalia laut, seperti penyu, hiu paus, pari manta, terumbu karang, dan lamun.


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close