PASURUAN, PEWARTAPOS.COM – Ketua Koordinator Hiswana Migas Kota dan Kabupaten Pasuruan, Dwi Hardono menegaskan bahwa stok elpiji 3 kg bersubsidi untuk Pasuruan Raya aman. Hal tersebut dikarenakan ada dropping tambahan elpiji 3 kg sekitar 28 ribu tabung pada sabtu dan minggu (29-30 juli 2023 ) lalu.
Dropping tersebut berasal dari Pertamina untuk 30-40 agen di Kota dan Kabupaten Pasuruan dan jumlahnya mencapai 100% dari alokasi harian agen.
“Kalau sebulan lalu memang agak mengkhawatirkan, karena stoknya menipis. Tapi sekarang sudah mulai kondusif alias aman karena dapat dropping 100 persen alokasi harian agen dibagi dua,” kata Hardono, Selasa (01/08/2023) pagi.
Seperti diketahui, dari 30-40-an agen, seluruh tabung isi disalurkan ke 120- an pangkalan elpiji 3 kg di Kota dan Kabupaten Pasuruan.
Kata Hardono, tambahan ribuan tabung elpiji sangat membantu para warga yang sempat kebingungan untuk mencari elpiji 3 kg, khususnya selama bulan juli kemarin.
“Karena bulan juli kemarin itu musimnya orang menikah, jadi stoknya sempat hampir habis atau sedikit lah. Kalau dikatakan langka juga tidak, tapi memang hampir habis sehingga di tingkat pengecer ya kosong,” tegasnya.
Lebih lanjut Hardono menegaskan bahwa berbagai upaya terus dilakukan Hiswana Migas untuk memastikan stok dan penyaluran elpiji 3 kg tetap aman. Salah satunya intens berkoordinasi dengan Pertamina, Pemda dan petugas lainnya untuk melakukan pemantauan stok dan penyaluran elpiji 3 kg di lapangan.
“Beberapa hari lalu kami juga kedatangan tim dari Disperindag dan Satpol PP yang tengah survey dan mengecek stok elpiji di agen di wilayah Kraton,” ucapnya.
Lebih lanjut Hardono menjelaskan faktor lain yang menyebabkan stok elpiji 3 kg bersubsidi menipis adalah kurangnya kesadaran masyarakat menengah ke atas untuk beralih menggunakan elpiji subsidi menjadi non subsidi.
Padahal, sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2007 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 kilogram, elpiji 3 kg bersubsidi diperuntukkan hanya bagi masyarakat kurang mampu dan usaha mikro. Usaha mikro adalah usaha dengan aset maksimal 50 juta dan omzet maksimal 300 juta per tahun.
Sedangkan untuk usaha kecil, menengah, dan atas, serta masyarakat yang tergolong mampu diharapkan menggunakan elpiji Non Subsidi Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg agar pendistribusian elpiji subsidi lebih tepat sasaran.
“Penggunanya benar-benar yang memakai 3 kg bersubsidi ya warga menengah ke bawah, bukan restoran, laundry, hotel, dan UMKM yang peruntukannya bukan elpiji 3 kilogram bersubsidi. Semoga masyarakat bisa memahaminya,” ucapnya.
Selain stok aman, harga elpiji 3 kg bersubsidi juga masih sama alias tak mengalami kenaikan. Yakni Rp 14,500 di tingkat agen, dan Rp 16 ribu di tingkat pangkalan. (kom)