Modus Nyamar Jadi Sekda Sampang, 6 Pengurus Mushollah Nyaris Jadi Korban penipuan
SAMPANG, PEWARTAPOS.COM– Aksi percobaan penipuan melalui pesan WhatsApp (WA),dengan mengatasnamakan pejabat derah terus meneror para pengurus Mushollah dan masijd, Kabupaten Sampang, Madura, Senin (4/9/2023).
Tercatat hingga saa ini telah ada enam Takmir Mushollah dan Masjid yang nyaris jadi korban penipuan.
Diantaranya Moshollah AL-MABRUR, AL- IKHLAS, AN-NOR, AL-MUBAROK Desa Gunung Rancak, AL-MAWADDAH Desa Jelgung kecamatan Robatal Sampang, Masjid Raudhatul Jinan kecamatan Ketapang.
Dalam aksinya ia tetap mengunakan Modus yang sama, dengan mengaku Sekertaris Daerah (Sekda) Sampang Yuliadi Setiawan, diintruksikan oleh bupati H.Slamet Junaidi untuk membagi rezekinya guna merovasi tempat ibadah.
Pelaku juga mengaku bantuan berupa uang tersebut dihususkan pada Mushalla dan Masjid yang telah terdaftar di BIMAS Islam Kemenag Sampang, Jawa Timur.
“Hingga saat ini pelaku masih menggunakan nomor yang sama 081775707617 meresahkan, apalagi yang dihubungi temen-teman yang punya piagam Mushalla, dengan nomor hp yang terdaftar di kemenag”,ujar Helmi Yahya pengurus Mushalla Al-Mabrur.
Menurutnya kajdian tersebut harus segera di tangani oleh pihak berwajib, agar tidak ada yang sampai dirugikan, apalagi aksi penipuan mengatasnamakan pejabat Deaerah.
“Beruntung hingga saat ini tidak ada korban, karena kami saling berkodinasi satu satu sama lain, dan hingga saat ini pelaku terus menerus menghubungi kami, mengaku sebagai Sekertaris Dearah” Pungkasnya.
Sementara, Kasi Bimas Islam Kemenag Sampang Syaifuddin saat ditemui mengatakan telah mengetahui adanya penipuan tersebut, mengingat di akhir pekan kemarin terdapat beberapa pengurus mushalla melapor.
“Ini bukan kebocoran data tapi mudahnya untuk mengakses data mushalla dan masjid di aplikasi SIMAS. Di aplikasi ini, juga menginformasikan alamat mushalla,” ujarnya
Atas kondisi tersebut, pihaknya akan segera memberikan masukan ke Kemenag Pusat untuk lebih memperketat aplikasi SIMAS, agar tidak disalahgunkan seperti yang terjadi di wilayah kabupate Sampang.
“Untuk masukannya seperti memberikan sandi khusus agar tidak mudah diakses oleh publik,” Jelasnya
Menurutnya, dari peristiwa ini pihaknya juga menjadi korban, karena telah mengakses data Kemenag. Namun sementara masih belum ada inisiatif melaporkan ke pihak kepolisian.
“Kami belum koordinasi dengan pemerintah daerah, terutama Sekdakab yang namanya menjadi modus penipuan ini,” pungkasnya.( rud)