Omicron Ditemukan, Dinkes Jatim Imbau Masyarakat Perkuat 6 M, 3 T dan Vaksinasi
SURABAYA,PEWARTAPOS.COM – Setalah ditemukannya kasus pasien covid-19 varian omicron di Surabaya, Dinas Kesehatan Prov Jatim, mengimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan program pemerintah, yaitu 6 M, 3 T dan vaksinasi.
“Apapun bentuk variannya, mutasinya, tugas kita cukup mengamankan diri dengan rekomendasi WHO, yakni 6 M artinya memakai masker, jaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas, menghindari kerumunan, dan yang menghindari makan minum bersama,” kata Kepala Dinas Kesehatan Prov Jatim (Dinkes Jatim), Dr. Erwin Astha Triyonno, dr., Sp.PD., KPTI saat jumpa pers, Senin (3/1/2022).
Lebih lanjut dikatakannya, sementara untuk 3 T, yakni pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment). Menurutnya, tetap tracing menjadi isu terbaik, sehingga tracing ini nanti bisa ditindaklanjuti dengan mohon pemilik pemilik Cafe, Hotel, Mall, memastikan pedulilindungi diterapkan dengan sebaik-baiknya, karena itu alat terbaik untuk memberikan tracing yang optimal.
Selanjutnya adalah vaksinasi, meskipun dengan vaksinasi tidak menjamin orang tersebut tidak bisa terpapar covid-19. Orang setelah divaksin lengkap masih bisa terpapar covid, namun sementara informasi yang didapat tidak sampai berat, sehingga vaksin tetap menjadi kunci terbaik.
“Tapi ingat bukan hanya vaksin, tetap protokol kesehatan menjadi isu, supaya dia mungkin tidak sakit berat tapi dia bisa menjadi karier untuk orang sekitarnya yang mungkin belum tervaksin,” himbaunya.
Seperti diketahui, kasus pertama Omicron ini terdeteksi pada seorang warga Surabaya berinisial TYC yang baru saja berlibur ke salah satu tempat wisata di Indonesia selama 5 hari bersama suaminya yang berinisial SJJ menggunakan kendaraan pribadi.
Dinkes Jatim telah mendeteksi seorang pasien terkonfirmasi Omicron berdasarkan hasil pemeriksaan Whole-Genome Sequencing (WGS) yang keluar pada tanggal 2 Januari 2022.
TYC selama berlibur mulai tanggal (20/12) ke tempat wisata tersebut selalu patuh dalam menggunakan aplikasi peduli lindungi. Namun, sepulang dari perjalanan wisatanya (25/12/2021), TYC mengalami keluhan pada tenggorokan yaitu merasakan seperti ada lendir.
Setelah itu pada (28/12/2021), TYC memeriksakan diri ke sebuah rumah sakit dan disarankan swab RT-PCR. Pada hari itu juga TYC melakukan swab RT-PCR dan hasilnya positif dengan CT Value 26. Setelah mengetahuihasil swab TYC keluar, suaminya yang berinisial SJJ langsung melakukan swab RT-PCR dan hasilnya negatif.
Kemudian pada (30/12), hasil S-gene Target Failure (SGTF) TYC positif varian K417N (Delta Plus) dan Probable Varian Omicron sehingga TCY diarahkan untuk melakukan isolasi di sebuah rumah sakit di Surabaya sembari menunggu hasil WGS-nya keluar.
Mengetahui hal tersebut, Dinkes Jatim berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya (Dinkes Surabaya) terkait kasus probable Omicron dan selanjutnya Dinkes Surabaya berkoordinasi dengan puskesmas setempat.
Selanjutnya, puskesmas setempat melakukan tracing dengan melakukan swab RT-PCR pada Kontak Erat (KE) pasien TYC yaitu pada 1 KE serumah hasil negatif, 4 KE keluarga dengan hasil 1 positif (TGO) dan 3 lainnya negatif, serta 10 KE tetangga dengan hasil negatif.
KE dari pasien TYC telah melakukan karantina di rumah selama 14 hari sejak (28/12) dibawah pengawasan puskesmas dan Satgas COVID-19 wilayah setempat sehingga dipastikan penerapan protokol kesehatan (prokes) dan karantina secara disiplin. Pasien TGO melakukan isolasi mandiri di rumah yang berbeda (beda blok) dengan keluarga lainnya namun masih dalam pengawasan yang ketat oleh puskesmas dan Satgas COVID-19 wilayah setempat. Hingga saat ini kondisi TGO baik dan tidak ada keluhan.
Pada (1/1/2022), Dinkes Surabaya dan puskesmas setempat melakukan pemantauan kondisi kesehatan TYC yang masih diisolasi di sebuah rumah sakit dengan hasil tidak ada keluhan dan dalam kondisi baik. Dan pada Minggu (2/1/2022) hasil pemeriksaan WGS TYC dipastikan positif varian Omicron.
Terkait dengan temuan ini, Dr. Erwin mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan tetap tenang. Yang terpenting segera melakukan vaksinasi COVID-19 terutama untuk kelompok rentan dan lansia serta tidak perlu bepergian ke luar daerah jika tidak mendesak, serta terus tegakkan protokol kesehatan 6M, dan memperkuat 3T dan vaksinasi.
“Untuk menghadapi covid kita perlu kerjasama tim, bukan hanya Dinas Kesehatan, pemerintah daerah, pemerintah pusat, tapi juga masyarakat. Kemudian teman-teman dari TNI Polri untuk jadi satu tim, aplikasi-aplikasi yang sudah dibuat untuk kepentingan tracing itu harus dimaksimalkan, pedulilindungi itu sangat bagus untuk melakukan tracing,” pungkasnya .(*)