PembaTIK Level 4 Resmi Berakhir, Dirjen Paudikdasmen Harapkan Peningkatkan Kompetensi Guru
JAKARTA, SKO.COM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), berhasil menyelesaikan salah satu program unggulannya, yaitu Pembelajaran berbasis TIK (PembaTIK) 2021 yang digelar sejak April 2021 yang lalu.
PembaTIK level 4 mengusung tema “Berbagi dan Berkolaborasi digelar untuk membekali guru mahir berkomunikasi”. Dalam akhir kegiatannya Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Paudikdasmen), Jumeri berharap program teknis 2021 yang diikuti oleh kurang lebih 80 ribu guru di Indonesia ini dapat meningkatkan kompetensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) guru sesuai standar The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Sekaligus juga menambah jumlah pengguna portal rumah belajar yang berasal dari kalangan pendidik.
“Saya ucapkan selamat kepada para guru sebagai aset bangsa yang sangat potensial. Berbagi dan berkolaborasilah dengan guru-guru di komunitas Anda, kobarkan semangat literasi digital, maksimalkan potensi diri dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran, teruslah belajar dan menjadi garda terdepan dalam memajukan pendidikan Indonesia,” ujar Jumeri.
Jumeri berharap, melalui program PembaTIK, Kemendikbudristek bersama dengan para guru dapat mewujudkan visi Indonesia yaitu Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, demi terciptanya profil Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong dan berkebinekaan global.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula penulis sekaligus pegiat literasi, Maman Suherman. Maman mengimbau kepada peserta progran PembaTIK untuk berhati-hati dengan kesalahan mengajar dan kesalahan berkomunikasi.
“Tidak ada anak kurang cerdas. Yang ada hanya anak yang belum bertemu dengan guru yang baik dan dengan metode pengajaran yang baik. Guru yang baik adalah guru yang mampu memberikan motivasi dan inspirasi,” jelasnya.
lebih lanjut Maman menambahkan, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Pertama, teacher talking time, yaitu dalam mengajar guru melakukan berdialog dengan siswa. Hal ini bertujuan agar siswa benar-benar memperhatikan guru selama mengajar.
Kedua, task analysis. Dalam hal ini guru melakukan interaksi dengan siswanya mengenai impelementasi yang dilakukan pada materi sebelumnya. Dan yan ketiga adalah tracking, di mana para guru diharapkan tidak mengelompokan para siswa berdasarkan kemampuan kognitifnya, untuk menghindari siswa dari tekanan dan kecemasan dalam ruang belajar.
Berdialog dengan para siswa kata Maman lebih diutamakan di dalam pembelajaran. Seorang guru yang mampu berdialog dengan siswanya akan membangkitkan energi positif yang akan membuat lingkungan belajar menjadi lebih hidup. Apalagi dengan adanya era digitalisasi yang sangat memudahkan dalam akses informasi, verifikasi dan konfirmasi informasi dari guru juga sangat mendukung dalam proses belajar mengajar.