Uncategorized

Pembelajaran Tatap Muka, Pemkot Surabaya Tunggu Perkembangan Covid-19

Share Berita:

SURABAYA,SKO.COM -Meski Pembelajaran Tatap Muka (PTM) direncanakan Juli 2021, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tetap tidak mau gegabah dan menunggu perkembangkan kasus Covid-19 demi keselamatan peserta didik.

“Tatap muka memang direncakana nanti Juli usai penerimaan siswa baru. Kita juga sudah melakukan asesmen dan ada sekolah yang sudah bisa dibuka. Tapi dengan kondisi Covid-19 yang seperti ini, tidak bisa dilanjutkan karena keselamatan anak-anak adalah tanggung jawab saya, kami mengutamakan keselamatan anak-anak,” kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dalam keterangan tertulis, Kamis (24/6/2021).

Pemkot tidak akan memaksakan pembelajaran tatap muka jika dirasa terlalu berisiko. Pemkot masih melihat perkembangan kasus Covid-19 hingga awal Juli 2021. “Kita lihat dulu kondisinya nanti. Saya lebih mengutamakan keselamatan anak didik Surabaya ketimbang tatap muka. Kalau membahayakan anak-anak saya, insyaallah tatap muka juga akan saya batalkan,” kata dia.

Ia juga memastikan bahwa apabila nanti pembelajaran tatap muka batal digelar pada Juli 2021, maka Pemkot Surabaya akan membuat berbagai inovasi supaya peserta didik tidak bosan belajar daring dari rumah mereka masing-masing. “Nah, bagaimana cara pengajarannya agar tidak bosan ini yang akan kita koordinasikan dengan Dinas Pendidikan, untuk melakukan inovasi kepada anak didik,” tegasnya.

Semenara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo memastikan telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut pelaksanaan PTM di tengah pandemi Covid-19. Mulai dari simulasi pembelajaran dengan protokol kesehatan yang ketat hingga asesment kepada setiap sekolah terus dikebut hingga saat ini.

“Jadi, sekolah itu tidak hanya difasilitasi protokol kesehatan, namun juga harus ada Satgasnya. Bimtek kepada Satgas itu juga terus dilakukan oleh pemkot supaya semua prokes berjalan dengan baik. Pada prinsipnya, semua sekolah di Surabaya siap menyambut PTM,” kata Supomo.

Sebelum melakukan PTM, restu orang tua/wali murid. Supomo memastikan bahwa sampai saat ini sudah banyak wali murid yang mengizinkan anaknya untuk mengikuti PTM. Bahkan, untuk mempermudah wali murid mengisi pernyataan, pemkot sampai membuat aplikasi khusus. “Melalui aplikasi ini, wali murid bisa mengisi langsung dan sudah banyak yang mengizinkan,” tegasnya.

Supomo menjelaskan, apabila PTM memang harus dilaksanakan, teknis aturan pembelajaran akan dibuat lebih spesifik. Misalnya, soal jumlah kuota siswa yang diizinkan masuk pada zona hijau, kuning, atau oranye yang dibuat berbeda. “Semakin rawan, semakin sedikit yang diizinkan masuk,” katanya.

Namun begitu, ia mengaku masih akan mematangkan konsep tersebut. Bahkan, ia memastikan akan berkoordinasi dengan sejumlah pakar pendidikan hingga kesehatan untuk mematangkan konsep ini, sehingga aturan teknis yang dibuat memperhatikan berbagai pihak.”Kalau PTM ini batal dan tetap daring. guru harus kreatif komunikatif dan inovatif dalam menyampaikan materinya,” ungkapnya. ( * )


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close