Pemerintah Tetapkan RAN PAUD-HI, Dorong Ketercapaian Penurunan Stunting
JAKARTA, PEWARTAPOS.COM – Penanganan stunting di Ini sudah menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Menurut hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2021, prevalensi stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari 27,6% pada tahun 2019 menjadi 24,4% pada tahun 2021.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, Presiden RI Joko Widodo telah menargetkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Guna mengejar capaian tersebut, penanganan stunting pada 2 tahun kedepan harus turun sebesar 3 sampai 3,5 persen per tahun. Hal tersebut disampaikannya dalam Webinar Nasional Diseminasi RAN PAUD-HI, yang diselenggaraan oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK bersama organisasi kemasyarakatan Koalisi PAUD-HI, Tanoto Foundation, ARNEC, dan Ninos Education and Development, dari Jakarta Pusat, Rabu (02/03/22)
“Kalau dalam keadaan Covid-19 yang babak belur ini kita masih bisa mencapai penurunan 1,7% per tahun. Maka untuk capai penurunan 3% kita tinggal berupaya menambahkan lagi 1,3 persen. Jadi Insya Allah bisa kita lakukan asalkan Covid-19 bisa tertangani,”imbuh Menko Muhadjir.
Menko Muhadjir menghimbau demi tercapainya target tersebut diperlukan kerjasama semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah dan organisasi kemasyarakatan yang memegang peran sentral. Jika penurunan stunting tercapai pada 2024 mendatang, maka pada tahun 2045 akan lahir generasi emas bebas stunting dan cerdas.
“Dan itulah start awal untuk membangun Indonesia maju kedepan dengan di nakhodai oleh anak-anak yang segar, yang betul-betul hebat karena secara fisik mentalnya bagus. Saya yakin ditahun Indonesia Emas itu akan lahir generasi yang berwawasan yang punya kemampuan dibanding generasi sebelumnya,”ujarnya.
Upaya penurunan stunting, kataMenko PMK, juga dapat diakselerasi dengan adanya Rencana Aksi Nasional Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (RAN PAUD-HI) yang diterapkan diseluruh kabupaten dan kota di Indonesia.
PAUD-HI ini dimulai dengan memberikan layanan bimbingan perkawinan kepada calon pengantin, dilanjutkan dengan layanan kepada ibu hamil dan anak sejak 1.000 hari kehidupan, sampai dengan usia 6 (enam) tahun, untuk memenuhi kebutuhan esensial anak (kebutuhan gizi, pendidikan, moral) yang beragam dan saling terkait secara simultan, sistematis, dan terintegrasi.
Pelaksanaan layanan PAUD HI ini terintegrasi mulai dari fasilitas kesehatan, Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB), satuan Pendidikan Anak Usia Dini.
“Saya mendukung percepatan penanganan penurunan stunting melalui PAUD-HI. Dengan langkah-langkah strategis PAUD pendekatan Holistik Integratif ini akan sangat penting untuk menyiapkan generasi Indonesia Emas 2045,”pungkasnya.