Pemkab Nganjuk Respon Cepat Tangani Sungai Penuh Sampah
NGANJUK,SKO.COM – Viral di media sosial fenomena aliran sungai yang tertutup oleh sampah dan mengeluarkan bau tidak sedap yang menjadi perhatian masyarakat di Desa sambiroto, Kecamatan Baron.
Wakil Bupati Nganjuk Dr. Drs. H. Marhaen Djumadi, S.E, S.H, M.H, MBA turun langsung ke lokasi untuk memastikan di lapangan bagaimana kondisi sampah di sungai yang berdampak tertutupnya aliran sungai.
Ketika meninjau lokasi, Selasa (19/1/2021) pagi, Kang Marhaen mengatakan bahwa tumpukan sampah yang sangat banyak tersebut mengganggu aliran sungai.
Terpantau sampah seperti popok bayi, bantal, potongan kayu-kayu dan masih banyak lainnya. Tidak hanya itu, air sungai pun menghitam hingga mengeluarkan bau tidak sedap.
Setelah sampah yang menumpuk dikumpulkan dan diangkat kondisi sungai di desa sambiroto berangsur bersih dari sampah. Demikian pula dengan bau tak sedap dari sungai itu perlahan-lahan hilang. Hal ini merupakan upaya respon cepat tanggap Pemerintah Kabupaten Nganjuk.
“Kita harus punya kesadaran yaitu membuang sampah pada tempatnya, karena kalau membuang sampah di sungai resikonya ke orang lain”. Ujar Kang Marhaen.
Kang Marhaen juga menjelaskan bahwa Kabupaten Nganjuk di beberapa titik terjadi banjir ternyata karena pembuangan sampah dan pemanfatan saluran air.
“Di sambiroto juga ada salurannya tapi mati, tidak difungsikan oleh petani, karena petani menganggap lebih efisien memakai diesel”, ungkap Kang Marhaen. “Harusnya di sungai sambiroto ada 3 buangan, ada yang ke selatan, ke timur dan ke barat sehingga air bisa terdistribusi dengan baik sehingga menggurangi resiko banjir”, tambahnya.
“Kita akan evaluasi saluran air mana saja di desa-desa yang tidak difungsikan, karena pemerintah maupun masyarakat juga akan rugi jika saluran air ini tidak difungsikan, karena akan menyebabkan banjir akibat menumpuknya sampah”, tegas Wakil Bupati Nganjuk.
Meski soal sampah sungai di Sambiroto telah selesai, Wabup minta ada gerakan kesadaran masyarakat dan pemanfaatan sungai yang tepat sebagai solusi jangka panjang terhadap sampah di sungai. Untuk itu, Kang Marhaen meminta masyarakat bersama-sama membangun sebuah kesadaran bersama dengan membuang sampah pada tempatnya, dan memfungsikan saluran air dengan tepat sehingga air tidak untuk sekedar pertanian saja tapi juga untuk mengurangi resiko banjir.
“Maka kita instruksikan kepada Dinas PUPR utamanya bidang pengairan untuk mengadakan lomba pemanfaatan saluran air tiap desa, sehingga nanti akan mendorong masyarakat untuk kerja bakti bersama-sama sehingga air ini bisa kita kelola dengan baik, karena program Tri Cita Bhakti Nganjuk bukan hanya infrastuktur jalan tapi juga termasuk aliran air”, tambah Kang Marhaen. ( * )