Pemprov Jatim Ajak Multi Sektor Wujudkan Eliminasi TBC 2030
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Hari Tuberculosis (TBC) sedunia (HBTS) diperingati setiap tanggal 24 Maret. Seperti yang dikerahui, TBC masih menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. berdasarkan Global TB Report WHO, pada tahun 2020 terdapat 9,9 juta jiwa yang menderita TBC dan 1,5 juta nyawa melayang akibat TBC.
Sedangkan Indonesia juga tercatat sebagai negara dengan beban TBC tertinggi ketiga setelah India dan Cina. Saat ini Indonesia termasuk satu di antara delapan negara yang menyumbang dua pertiga kasus TBC di dunia. Setidaknya 824 ribu jiwa jatuh sakit dan 93 ribu jiwa meninggal akibat TBC pada tahun 2020.
“Sesuai dengan tema peringatan HTBS tahun ini yaitu “Investasi untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa” kami mengajak seluruh pihak organisasi profesi, tokoh masyarakat, fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun swasta, organisasi perangkat daerah (OPD) dan kementerian/ lembaga di wilayah Jawa Timur, organisasi masyarakat, komunitas peduli TBC, kader kesehatan, akademisi, perguruan tinggi, dan insan media untuk satukan tekad dan memperkuat inovasi dalam rangka mencapai eliminasi TBC tahun 2030,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jatim, Dr. Erwin Astha Triyono, dr., Sp.PD., KPTI.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam suasana pandemic covid-19 telah berhasil menemukan menemukan 43.268 jiwa penderita TBC pada 2021. Jumlah tersebut merupakan terbanyak ketiga di Indonesia. Dengan semakin banyak yang ditemukan, mereka yang terdiagnosis TBC dapat segera diobati dan tidak lagi menularkan kepada orang di sekitarnya.
“ Sesuai dengan slogan TOSS TBC (Temukan TBC, Obati Sampai Sembuh), Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur selalu berupaya agar setiap penderita TBC mendapatkan pengobatan sesuai standar sehingga dapat berhasil dan sembuh,” imbuh Kepala Dinkes Jatim.
Selain itu, Pemprov Jatim juga menggelar sosialisasi tentang pentingnya terapi pencegahan TBC. Terapi pencegahan bagi kontak serumah penderita TBC diharapkan dapat mencegah munculnya penyakit TBC di kemudian hari.
Terapi pencegahan TBC juga menjadi salah satu tema kampanye dalam upaya menuju eliminasi TBC tahun 2030. Oleh karena itu tiga upaya penting yaitu deteksi, pengobatan dan terapi pencegahan TBC menjadi satu kesatuan program yang tidak terpisahkan.