Pendukung JIMAD SAKTEH Diancam dengan Senjata Tajam dan Senjata Api
SAMPANG, PEWARTAPOS.COM – Rapat koordinasi dan silaturahmi Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Tobai Tengah, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, yang bertujuan untuk memastikan pelaksanaan pemungutan suara berjalan tertib dan damai, justru diwarnai kericuhan.
Asnawi, salah satu pendukung Paslon 02 JIMAD SAKTEH, melaporkan insiden tersebut kepada Divisi Hukum Pemenangan Paslon 02 di Posko Pemenangan, Kantor Nasdem, Jl. Selong Permai, Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan Sampang, Sabtu (23/11/2024).
Dihadapan Ketua Divisi Hukum JIMAD SAKTEH, H. Ach. Bahri, SH, Asnawi bersama sejumlah warga Desa Tobai Tengah menceritakan kronologi kericuhan yang nyaris berujung pada jatuhnya korban.
Asnawi menyampaikan bahwa keselamatan dirinya beserta pendukung Paslon 02 JIMAD SAKTEH merasa terancam akibat insiden tersebut. “Rapat berlangsung di kediaman Musderi, Dusun Blumbung, Desa Tobai Tengah, Kecamatan Sokobanah,” ungkap Asnawi.
Kronologi Kejadian
Pertemuan yang berlangsung pada Jumat (22/11/2024) malam itu dipimpin oleh Ketua PPS Desa Tobai Tengah, Hasbullah, yang mengundang kedua tim pendukung: Paslon 01 MANDAT (KH. Muhammad bin Muafi dan H. Abdullah Hidayat) serta Paslon 02 JIMAD SAKTEH (H. Slamet Junaidi dan Ra Mahfudz Abdul Qodir).
Selain itu, hadir pula PKD Desa Tobai Tengah, Umar Sadin; Sekretaris Desa Tobai Tengah, Musderi; serta sejumlah tokoh masyarakat, termasuk H. Badrudin, KH. Idris Rifa’i, Hasib, Abd. Rohman, Mat Ropik, Hawadi, dan Sapuri. Total peserta rapat sekitar 20 orang.
Rapat awalnya membahas pelaksanaan Pilkada Sampang yang diharapkan berlangsung aman, damai, dan lancar, tanpa adanya konflik antarpendukung atau warga setempat. Namun, baru berlangsung sekitar 15 menit, perdebatan antara pendukung Paslon 01 dan Paslon 02 tidak terhindarkan.
Kericuhan bermula saat pendukung Paslon 02 JIMAD SAKTEH mengusulkan agar pelaksanaan Pilkada di Desa Tobai Tengah sesuai aturan yang berlaku, termasuk memastikan undangan C-6 dibagikan secara merata kepada warga, serta menjamin tidak adanya kecurangan sekecil apa pun.
Usulan ini ditolak oleh pendukung Paslon 01 MANDAT, yang menyatakan bahwa pelaksanaan sepenuhnya diserahkan kepada Musderi, PPK, dan PPS.
Perdebatan semakin memanas ketika salah satu pendukung Paslon 01 mengeluarkan celurit jenis pedang panjang dan mengancam pendukung Paslon 02. Ketua PPS, Hasbullah, segera bertindak untuk melerai dan mengamankan senjata tajam tersebut.
Namun, situasi semakin tidak terkendali saat Musderi, salah satu pendukung Paslon 01, mengeluarkan senjata api dan mengarahkannya ke pendukung Paslon 02. Senjata tersebut sempat meletus, mengenai kaca meja. Serpihan kaca melukai salah seorang warga, H. Husni Mubarok, di bagian jempol kaki.
Tak hanya itu, Musderi terus mengancam pendukung Paslon 02, khususnya Hasib dan Abd. Rohman, yang sebelumnya memberikan saran dalam rapat tersebut.(din)