Uncategorized

Percepat Transformasi Digital, Ditjen Diktiristek Gelar Seminar Pemanfaatan AI Dan Big Data

Share Berita:

JAKARTA, SKO.COM – Indonesia. Dengan hadirnya revolusi tersebut, maka munculah istilah Kecerdasan artificial atau artificial intelligence  (AI) dan Big Data. Kemunculan dua istilah baru ini  tidak akan lepas dari pengelolaan data, perangkat jaringan otomatik, big data analitic, Interet of Things (IoT), computasi awan (Clouds), sistem keamanan cyber.

Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI, Big Data ini merupakan himpunan data yang sangat besar yang memiliki karakteristik tertentu dan tidak dapat diolah menggunakan computer tunggal konvensional. Hal tersebut dikarenakan data yang telah ada saat ini sangat besar dan terus bertambah dan juga berbentuk struktur maupun tidak terstruktur.

Sedangkan artificial intelligence merupakan sebuah teknologi kecerdasan buatan yang menggabungkan kemampuan matematika dan statistika secara algoritmis. Atau secara mudahnya adalah memindahkan kecerdasan otak manusia kedalam mesin agar mesin tersebut dapat mengambil keputusan yang biasanya dilakukan oleh manusia. Proses pengambilan keputusan tersebut berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan juga himpunan data yang terekam sehingga membentuk pola yang dapat menghasilkan sebuah keputusan.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset Dan Teknologi Dan Dikti Artificial Intellegent (AI) Centre menggelar seminar daring dalam rangka Peluncuran Aplikasi Trasnformasi Digital dan juga Dikti AI Centre pada Senin (03/01/22).

Dalam kesempatan tersebut, Ismail Fahmi., Ph.D., selaku founder “Down Emprit” yang merupakan seorang ahli sains dan informatika ditunjuk sebagai narasumber. Menurut Fahmi terdapat 3 level kecerdasan digital.

“ Yang pertama adalah digital citizenship artinya kita bisa menggunakan teknologi digital, HP, Laptop, Tv. Sedangkan yang kedua adalah digital creativity artinya kita bisa bikin knowledge baru, bikin aplikasi, bikin karya di internet,”ujar Fahmi.

Sedangkan level ketiga dari kecerdasan digital adalah digital competitiveness, dimana manusia dapat menciptakan produk, menciptakan perusahaan baru dan bahkan dapat menciptakan peluang lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat luas.

Lebih lanjut Fahmi menjelaskan bahwa pada tahun 2019, digital competitiveness  Indonesia masih berada pada level yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara dengan populasi penduduk yang sama, yakni lebih dari 20 juta penduduk. Dari hasil ini dapat menggambarkan bahwa Indonesia belum mampu menciptakan produk maupun membuka peluang usaha dan peluang pekerjaan yang baru bagi masyarakatnya.

Padahal, pangsa pasar Big Data sejak tahun 2017 hingga saat ini grafiknya terus mengalami kenaikan yang cukup siginifikan. Sehingga bisa diartikan bahwa terdapat banyak peluang besar jika kita dapat ikut masuk dan berkecimpung dalam lingkungan artificial intelligence dan Big Data.

Fahmi juga menjelaskan tentang pemanfaatan artificial intelligence dan big data yang paling banyak digunakan di masyarakat.

“ Pemanfaatan yang paling banyak digunakan dari adanya AI dan big data ini adalah untuk analisis pengambilan keputusan. Tentunya dengan berbagai data dan algoritma yang sesuai sehingga menghasilkan keputusan yang valid berdasrkan data yang ada,” imbuhnya.

Selain itu kedua teknologi ini juga dapat digunakan untuk melakukan analisis segmentasi pasar yang akan sangat berguna bagi perusahaan yang ingin meningkatkan efektivitas penjualannya baik dari sisi marketing, pemasaran, inovasi yang dibutihkan dan juga range harga yang diinginkan  oleh masyakat. 

Bank dunia mempresiksikan Indonesia memiliki gap sebesar 600.000 talente digital yang perlu dipersiapkan setiap tahunnya. Dimana ditahun 2030 nanti kita diproyeksikan akan mengalami kekurangan talenta digital  kurang lebih sebanyak  9 juta talenta digital. Oleh Karena itu pemerintah Indonesia terus mendorong upaya pengembagan talenta digital terutama di bidang AI terutama untuk mengejar ketertinggalan ini. Salah satunya dengan program aplikasi transformasi digital Ditjen Dikti Ristek dan Dikti AI Centre.

Dalam kesempatan ini pula, Ditjen Dikti meluncurkan 5 aplikasi transformasi digital. Kelima aplikasi tersebut yakni Sistem Informasi Kelembagaan (SIAGA), Satu Dikti, Singgle Sign On (SSO), Neo-Feeder, Dikti AI Centre.


Share Berita:
Tags
Show More

Related Articles

Back to top button
Close
Close