SURABAYA, PEWARTAPOS.COM – Keluarga Silat Nasional (Kelatnas) Indonesia Perisai Diri memberikan apresiasi besar kepada atlet-atletnya yang berhasil menyumbangkan medali untuk Indonesia di SEA Games XXXII Kamboja dan kejuaraan lainnya, berupa kenaikan satu tingkat kepelatihan dan uang pembinaan prestasi.
“Semoga apresiasi ini menjadi melecut anggota Perisai Diri yang lain untuk tekun berlatih dan meraih prestasi,” tegas Prof. DR. Ir. Dwi Sutjipto, MM, Ketua Umum Pengurus Pusat Kelatnas Indonesia Perisai Diri kepada pewartapos.com, Selasa (11/7/2023).
Pemberian penghargaan itu sendiri berlangsung saat perayaan HUT Kelatnas Indonesia Perisai Diri, 2 Juli 2023 di Hotel Stiesia Surabaya, yang dihadiri juga anggota dari Komisariat Perisai Diri Australia dan dari daerah-daerah lain dari seluruh pelosok Nusantara.
Pesilat yang meraih penghargaan adalah Jeni Elvis Kause dari Nusa Tenggara Timur yang meraih medali emas SEA Games Kamboja, mendapat uang pembinaan Rp 5 Juta dan kenaikkan tingkat khusus menjadi Hijau-Biru.
Tito Hendra S Kurnia dari Jawa Tengah yang juga menyumbangkan medali emas untuk Indonesia di event tingkat Asia Tenggara itu, mendapat uang pembinaan Rp 5 Juta dan kenaikan tingkat khusus menjadi Putih-Hijau.
Ronaldo Neno dari Nusa Tenggara Timur peraih medali perunggu SEA Games Kamboja 2023 dan Perak SEA Games Vietnam 2021 mendapat uang penbinaan Rp 2 Juta dan kenaikan tingkat khusus menjadi Biru.
I Kadek Wahyu Rihartana Giri dari Bali, peraih medali Kejuaraan Dunia di Malaysia 2022, mendapatkan uang pembinaan Rp 2 Juta dan kenaikan tingkat khusus menjadi Hijau-Biru.
“Budaya memberikan penghargaan kepada pesilat berprestasi ini akan kita lanjutkan dimasa-masa mendatang agar mampu menjadi endorse adik-adik tingkat dan pesilat yang lainnya,” tambah Suryowanto, Bidang Kepelatihan PP Kelatnas Perisai Diri di tempat terpisah.
Manager SDM sebuah perusahaan kertas di Mojokerto, Jawa Timur itu juga menyampaikan harapan besar agar semakin banyak pesilat Perisai Diri yang bisa memberikan kontribusi prestasi untuk perguruan, daerah, sekolah atau instansi tempat bekerja dan bahkan bisa membawa nama bangsa Indonesia di tingkat internasional.
“Prestasi hanya bisa diraih dengan tekun berlatih dan berdoa, tidak bisa hanya dengan retorika saja,” tegas pria asal Jember itu. (joe)