PILKADA Kabupaten Sidoarjo 2024, daerah yang kaya dengan sumber daya alam, baik mineral, pertanian dan perikanan serta industri itu, auranya terasa ngeri-ngeri sedap. Betapa tidak? Dalam tiga periode kepemimpinan kepala daerahnya, Win Hendrarso, Syaiful Illah, Ahmad Muhdlor Ali (masih berproses persidangan), beruntun berakhir dengan tragis, terjaring karena kasus yang sama, korupsi.
Kondisi ini nampaknya membuat partai-partai politik pemegang suara di Kabupaten Sidoarjo, hati-hati dalam menentukan pilihan calonnya. PKB sebagai pemegang juara dengan 15 kursi DPRD Sidoarjo, sampai detik ini pun masih belum juga mengumumkan siapa jagonya, meskipun Subandi, Ketua DPC PKB, notabene adalah Plt Bupati.
Begitu juga PDI-P yang memiliki 9 kursi, Gerindra 9 kursi, Golkar 5 kursi, PAN 4 kursi, PKS 3 kursi, Nasdem 2 kursi, Demokrat 2 kursi dan PPP 1 kursi. Sementara untuk dapat mencalonkan bupati/wakil bupati, calon harus didukung minimal 10 kursi.
Analisa saya, mungkin sudah ada bargaining antar partai politik di tingkat provinsi (Dewan Pimpinan Wilayah/Daerah), sehingga terjadi saling menunggu dan saling mengintai siapa calon yang bakal muncul.
PDIP yang memiliki 9 kursi sebenarnya tinggal mencari satu kursi saja untuk bisa mencalonkan jagonya, tetapi belum juga dilakukan. Memang perlu penelusuran lebih dalam tapi kemungkinan ada kerjasama PDIP dengan PKB dalam konteks ini.
PDIP akan mendukung PKB untuk menguasai Kabupaten Sidoarjo, sebaliknya PKB akan mendukung penuh PDIP untuk tetap menguasai Kota Surabaya. Namun kerjasama partai-partai ini tidak linier untuk semua daerah. Buktinya Kabupaten Gresik, tidak demikian, dua partai tersebut fight di lapangan dengan jagonya masing-masing.
Faktor lain yang mempengaruhi lambatnya pengumuman calon kepala daerah di Sidoarjo adalah faktor sejarah. Sejarah dimana tiga kepala daerah sebelumnya sama-sama terjerat masalah korupsi sehingga kemungkinan bakal bisa terjadi politik ‘balas membalas’ di dalamnya.
Namun kita semua berharap semoga saja untuk Pilkada 2024 ini, Sidoarjo berjalan dengan penuh kedamaian sehingga mampu segera mengangkat kesejahteraan masyarakatnya yang dalam data BPS Jatim 2021-2023, Sidoarjo menempati peringkat pertama Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur. Munculnya pemimpin baru yang tidak ada kaitan dengan sejarah lama adalah jalan yang mungkin bisa membuat kondisi Sidoarjo kondusif. (*)