Pimpin Pisowanan Ageng 2024, Bupati Ajak Masyarakat Wujudkan Kabupaten Blitar Lebih Maju dan Sejahtera
BLITAR, PEWARTAPOS.COM – Bupati Blitar, Rini Syarifah, memimpin Pisowanan Ageng 2024 sebagai puncak rangkaian acara peringatan Hari Jadi ke-700 Kabupaten Blitar di Pendopo Ronggo Hadi Negoro, Senin, 5/8/2024.
Nampak hadir dalam kegiatan pisowanan agung 2024 tersebut, antara lain anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), perwakilan dari kabupaten/kota di Jawa Timur, para Bupati periode sebelumnya, yakni Herry Noegroho dan Rijanto, para Sekretaris Daerah yang sudah purna, dan seluruh Kepala Perangkat Daerah, Kepala Bagian, Camat serta Kepala Desa dan Lurah beserta jajaran se Kabupaten Blitar.
Diketahui, Pisowanan Ageng dilaksanakan dengan cara kirab pusaka kitab sejarah dan panji para perangkat desa dan kecamatan di Kabupaten Blitar dari Alun-Alun Kota Blitar menuju Pendopo Ronggo Hadi Negoro.
“700 Tahun Blitar berdiri atau 7 abad tepatnya Kabupaten Blitar dengan julukan Land Of Kings (Tanah para raja) terus berbenah diri. Perkembangan cukup luar biasa, baik itu disektor ekonomi, kesehatan maupun sektor lainnya. Termasuk prestasi yang diraih juga sangat membanggakan. Namun demikian, Kabupaten Blitar harus terus berjuang demi mewujdukan Kabupaten Blitar yang mandiri dan sejahtera berlandaskan akhlak mulia balatun toyyibatun warobun ghofur,”kata Bupati Blitar Rini Syarifah saat membacakan sambutan pada Pisowanan Agung di Pendopo Ronggo Hadinegoro.
Mak Rini sapaan akrab Bupati Blitar menyampaikan, Kabupaten Blitar telah berdiri selama 7 abad, ini menandakan Kabupaten Blitar selalu memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa demi kejayaan dan kemakmuran serta nasib baik masyarakat Kabupaten Blitar. Dan hasilnya, berkat ridho Allah SWT, ikhtiar, kerja keras dan dukungan seluruh elemen masyarakat, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar pada Tahun 2023 telah mencapai 4,45 persen. Selain itu prestasi yang diraih juga luar biasa.
“Contoh, di tahun 2023 saja Kabupaten Blitar telah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) delapan kali berturut-turut, penghargaan perencanaan kabupaten terbaik, dan penghargaan lainnya yang patut disyukuri dan pelecut semangat untuk meraih penghargaan lainnya dimasa mendatang. Selain itu Pembangunan selama 3 tahun terakhir mulai tahun 2021 hingga 2024 total ruas jalan yang telah dilakukan pengerjaan sepanjang 294.601,56 meter , drainase sepanjang 112.964,06 meter , jembatan sebanyak 38 unit dan perbaikan URC sebanyak 288 titik. Sedangkan Program sertifikat tanah yang telah berjalan sampai saat ini sebanyak 150.698 sertifikat dan 4.566 sedang berproses,”imbuhnya.
Pembangunan Proyek Strategis Nasional yang sedang berjalan yaitu JLS sudah melampaui target berjalan sebanyak, 62 persen. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat dengan Pembangunan Fasilitas Kesehatan Gedung 8 Lt RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, dan Proses pembangunan fasilitas jalan Brongkos – Binangun.
“Untuk itu marilah kita selalu berdoa dan berusaha agar di tahun 2024 ini, segala rencana terutama program pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat Kabupaten Blitar. Pertumbuhan ekonomi dapat tercapai dengan baik dan persentase tinggi,“ ujar Mak Rini.
Lebih lanjut, masih kata Mak Rini, sesuai arahan pidato presiden, pada tahun 2024 pemerintah menetapkan target untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrim dan stunting di Indonesia, “Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Blitar bersama seluruh elemen harus bersatu menurunkan angka stunting dan kemiskinan. Kabupaten Blitar harus zero stunting,”imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Kabupaten Blitar ini juga memberikan penghargaan kepada anggota Forkopimda, Komadan Batalyon Infanteri 511/Dibyatara Yudha, dan Pengadilan Negeri Blitar yang telah membantu, bekerjasama, menjalin sinergitas dan selalu berkolaborasi dalam membangun Kabupaten Blitar. Selain itu penghargaan juga diberikan BPBD Provinsi Jawa Timur , Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, dan Kepla Basarnas Pos Trenggalek atas peran aktifnya dalam penanganan bencana di Kabupaten Blitar.
Mak Rini juga menyampaikan penghargaan kepada BNN karena kation dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba, Muslimat dan Fatayat NU Kabupaten Blitar atas peran aktifnya dalam penanganan stunting. FKUB juga mendapatkan penghargaan karena peran aktif dalam membangun, memelihara, memberdayakan kerukunan, dan kesejahteraan umat di Kabupaten Blitar.
Dalam kesempatan tersebut, Dia memberikan penghargaan kepada warga Kabupaten Blitar yang mempunyai prestasi dan berkontribusi untuk kemajuan pembangunan Kabupaten Blitar antara lain dibidang social, pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan seni budaya.
“Lewat penghargaan seperti ini, mudah-mudahan bisa memantik semangat yang lain agar bisa berkarya dan berkontribusi untuk Kabupaten Blitar tercinta ini,“ tegasnya.
Diakhir sambutannya, orang nomor satu di Kabupaten Blitar menyerukan kepada seluruh masyarakat bahwa dengan semangat hurub hambangun praja, kompak mewujudkan Kabupaten Blitar yang maju dan sejahtera.
“Blitar lebih akrab dengan sebutan Lands of Kings ( tanah para raja).Tujuh abad yang lalu, tepatnya pada bulan Waisaka Tahun Saka 1283 atau 1361 Masehi, Raja Majapahit yang bernama Hayam Wuruk beserta para pengiringnya menyempatkan diri singgah di Blitar untuk mengadakan upacara pemujaan di Candi Penataran. Rombongan itu tidak hanya singgah di Candi Penataran, namun juga ke tempat lain yang dianggap suci, yaitu Sawentar (Lwangwentar) di Kanigoro, Jimbe, Lodoyo, Simping (Sumberjati) di Kademangan dan Mleri (Weleri) di Srengat. Pada tahun 1357 Masehi (1279 Saka) Hayam Wuruk berkunjung kembali ke Blitar untuk meninjau daerah pantai selatan dan menginap selama beberapa hari di Lodoyo. Pada tahun 1316 dan 1317 Kerajaan Majapahit carut marut karena terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Ra Kuti dan Ra Semi. Kondisi itu memaksa Raja Jayanegara untuk menyelamatkan diri ke desa Bedander dengan pengawalan pasukan Bhayangkara dibawah pimpinan Gajah Mada. Berkat siasat Gajah Mada, Jayanegara berhasil kembali naik tahta dengan selamat. Adapun Ra Kuti dan Ra Semi berhasil diringkus, kemudian dihukum mati. Karena kebaikan penduduk Desa Bedander, maka Jayanegara memberikan hadiah berupa prasasti kepada para penduduk desa tersebut. Ini menjadikan Blitar sebagai daerah swatantra di bawah naungan Kerajaan Majapahit. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada hari Minggu Pahing bulan Srawana Tahun Saka 1246 atau 5 Agustus 1324 Masehi, sesuai dengan tanggal yang tercantum pada prasasti. Tanggal itulah yang akhirnya diperingati sebagai hari jadi Blitar setiap tahunnya,”pungkasnya (adv/dik).