Pj Gubernur Jatim Jelaskan Strategi Membangun Demokrasi Digital yang Sehat
SURABAYA, PEWARTAPOS.COM– Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono memaparkan “Peran Media Siber Dalam Memperkuat Literasi Digital Untuk Membangun Demokrasi Digital yang Sehat” pada Raker dan FGD yang digelar Pengurus Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Jatim di Kampi Hotel Surabaya, Kamis (19/9/2024).
Pada kegiatan yang diikuti seluruh anggota JMSI se Jatim itu, Pj Gubernur Jatim membuat materi untuk disampaikan dan didiskusikan. Bersamaan memimpin kegiatan dengan semua Kepala OPD, beliau menugaskan Dinas Kominfo Provinsi Jatim untuk dibacakan oleh Eko Setiawan, S.I.Kom, M.Med.Kom, Ketua Tim Kerja Kemitraan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Jatim.
Menurut Pj Gubernur Jatim, peran media siber dalam demokrasi digital meliputi partisipasi publik, yakni media sosial sebagai platform diskusi dan partisipasi public, pengaruh terhadap opini publik dan kampanye program.
Kemudian transparansi dan akuntabilitas, yaitu terdiri pengawasan penyelenggaraan pemerintahan, meningkatkan kinerja pemerintah semakin transparan dan akuntabel.
“Pengguna internet globlal pada tahun 2024 telah mencapai sekitar 5.3 miliar orang, setara dengan 67% populasi dunia. Pertumbuhan pengguna Internet Globlal mencapai sekitar 7% dalam beberapa tahun terakhir,” kata Pj Gubernur Adhy.
Ia mengurai data penetrasi internet di Indonesia terdapat 79.5% pada tahun 2024 telah terkoneksi dengan internet, “Artinya sebanyak 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia tahun 2023,” ungkapnya.
Pertumbuhan Penetrasi Internet juga terus meningkat. Tahun 2018 sebanyak 64.8%, tahun 2020 sebanyak 73.7%, tahun 2022 sebanyak 77.01%, tahun 2023 sebanyak 78.19% dan tahun 2024 meningkat lagi menjadi 79.5%
Menurut Pj Gubernur Adhy, pengguna aktif sosial media di Indonesia didominasi oleh Whatsapp yakni 90,9 %, disusul Instagram 85,3%, Facebook 81,6 %, Tiktok 73,5 %, Telegram 61,3 % dan X (twitter) 57,5 %.
Akses internet dan media sosial penduduk Indonesia menurut Pj Gubernur Adhy sangat tinggi. “Akses internet rata-rata 7 jam 38 menit dalam sehari, 7 7 menit waktu paling lama masyarakat tanpa ponsel dan 1 dari 2 orang di Indonesia adalah pengguna aktif media sosial,” ungkapnya.
Tantangan dalam demokrasi digital menurut Adhy Karyono terdiri tiga hal. Pertama : Misinformasi dan disinformasi, kemampuan mengenali informasi hoaks relatif rendah, Contoh Kasus : berita hoaks tentang kesehatan, politik, dan bencana.
Kedua, polarisasi dan filter bubble efek algoritma yang dapat menciptakan gelembung informasi yang dapat membatasi perspektif. Contoh Kasus : Meningkatkan polarisasi dan konflik sosial.
Ketiga, Privasi dan keamanan data pengumpulan data yang berlebihan dan potensi pelanggaran privasi. tindakan preventif : kebijakan privasi dan keamanan data yang lebih baik
Pj Gubernur Jatim juga menyebut kemampuan mengenali informasi hoaks
relatif rendah. Sebanyak 23% masyarakat Indonesia tidak yakin dapat mengenali informasi hoaks, 45% masyarakat Indonesia ragu-ragu dapat mengenali informasi hoaks, dan 32% masyarakat Indonesia yakin dapat mengenali informasi hoaks.
Bagaimana strategi membangun demokrasi digital yang sehat? Menurut Pj Gubernur Adhy ada tiga hal yang perlu dilakukan. Pertama peningkatan literasi digital program pendidikan : pelatihan tentang penggunaan teknologi dan penilaian informasi. Kampanye kesadaran : upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang literasi digital.
Kedua menurut Pj Gubernur Adhy, regulasi dan kebijakan peraturan media sosial : kebijakan untuk memerangi misinformasi dan melindungi privasi. Upaya keamanan data : perlindungan data dan hak privasi pengguna.
Ketiga, kolaborasi stakeholder kerja sama : antara pemerintah, media, dan
masyarakat sipil. Pengembangan teknologi : dukungan untuk transparansi dan integritas platform digital.
Di akhir materinya Pj Gubernur Adhy mengungkapkan 4 (empat) pilar memperkuat literasi digital, yakni : Keterampilan Digital berupa kemampuan individu dalam menyadari, menyesuaikan diri dan menerapkan netiquet saat didalam dunia digital.
Etika Digital berupa kemampuan individu dalam menyadari, menyesuaikan diri dan menerapkan netiquette dalam saat di dunia digital. Keamanan Digital berupa kemampuan untuk menerapkan, meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital.
“Dan keempat adalah Budaya Digital berupa : cara berinteraksi, berperilaku, berpikir dan berkomunikasi di dunia digital dengan berwawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, dan kebhinekaan,” pungkasnya.
Ketua JMSI Jatim dalam sambutannya menyatakan, kegiatan ini bertujuan silaturrahmi antar anggota dan berbagai pihak sebagai upaya penguatan media siber dari sisi konten maupun bisnis.
“Dua hal penting perlu dilakukan dalam upaya penguatan media siber, Pertama, profesionalisme pemberitaan dengan kaidah jurnalistik. Kedua kemandirian dan sehatnya Perusahaan,” ujar Syaiful Anam.
FGD dan Raker JMSI Jatim mngambil tema : “Peran Media Siber Dalam Memperkuat Literasi Digital untuk Membangun Demokrasi Digital yang Sehat” diisi pemaparan sejumlah narasumber dilanjutkan dialog tentang peran media siber dan aktivitas SDM nya khususnya yang tergabung dalam JMSI.
Wadir Yanmed dan Keperawatan RSJ Menur Surabaya dr Rifatul Hasna M.Kes. kesempatan itu memaparkan “Mengelola stress dan Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja”.
Sedangkan Sekjen JMSI Pusat Dr. Eko Pamuji, M.Ikom banyak menjelaskan organisasi JMSI dalam upaya pengembangan dan penguatan medianya maupun organisasinya.
Kegiatan yang didukung Bank Jatim dan RSJ Menur Surabaya ini juga dipaparkan kegiatan Lomba Karya Jurnalistik Kerjasama RSJ Menur dan JMSI Jatim. Pemaparan oleh dr. Pertama dari RSJ Menur dan Wijayanto wakil Ketua JMSIJatim.
Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman menyampaikan Bank Jatim sangat mendukung penyelenggaraan Raker dan FGD JMSI J ygawa Timur ini. Sebab, dengan adanya forum seperti ini bisa menambah wawasan seluruh peserta tentang peran media siber.
Sehingga ke depannya media yang tergabung dalam JMSI tersebut dapat semakin berinovasi dalam penyebaran informasi. ”Harapan kami semoga sinergi antara bankjatim dengan seluruh insan media JMSI Jawa Timur dapat terus terjalin dengan baik. Sebab, tidak dipungkiri di zaman seperti sekarang ini, kolaborasi sangatlah dibutuhkan demi membangun Jawa Timur yang lebih baik lagi,” terangnya (sa)