BAGI umat Muslim di seluruh dunia, Ramadan merupakan bulan suci yang penuh berkah. Selama lebih dari 12 jam, para pemeluknya menjalankan kewajiban untuk menahan diri dari makanan, minuman, dan kebutuhan fisik lainnya, dengan fokus untuk pertumbuhan spiritual dan berbagi kebaikan.
Tak terkecuali para pemain Muslim NBA yang sedang ramai-ramainya menjalani kompetisi, seperti Kyrie Irving, sang legenda Hakeem Olajuwon, dan banyak nama-nama lainnya. Mereka tidak hanya menunjukkan keahlian mereka yang luar biasa di lapangan basket, tetapi juga komitmen yang tak tergoyahkan terhadap iman mereka.
Para atlet ini melampaui ekspektasi, menunjukkan bahwa dedikasi terhadap agama dapat berkembang bahkan di tengah padatnya jadwal pertandingan basket profesional. Kehadiran mereka menandakan NBA yang semakin inklusif dan menghormati keyakinan para pemain. Lapangan menjadi lebih dari sekadar arena untuk ketangguhan atlet, namun menjadi wadah yang menyajikan inspirasi.
Bayangkan, Kyrie Irving yang menguasai lapangan dengan permainannya yang spektakuler, tapi pada saat yang sama juga menjalankan tradisi Ramadan dengan penuh dedikasi. Hakeem Olajuwon, pemain legendaris dengan pertahanan luar biasa yang tidak hanya memiliki kekuatan di lapangan – ketaatannya pada agama membuat kisahnya kian menginspirasi.
Kareem Abdul-Jabbar, pemain center legendaris Lakers, mendominasi dengan kemampuan dan keimanannya yang dalam. Semua pemain NBA ini menonjol di dalam dan di luar lapangan, membuktikan bahwa iman dan keunggulan atletik dapat berjalan beriringan.
Penasaran untuk mengetahui lebih lanjut tentang perjalanan mereka? Yuk, kita lihat beberapa cerita menarik di bawah ini!
Tantangan dalam Berpuasa
Para pemain NBA memiliki kekuatan fisik yang luar biasa, namun tubuh mereka yang kuat pun diuji selama Ramadan. Bayangkan melompat untuk melakukan dunk dengan perut kosong atau melawan kelelahan pada quarter keempat yang sengit. Semua itu dilakukan sambil menahan diri dari makanan dan minuman.
Kyrie Irving memahami hal ini. Ia mengakui adanya tantangan berpuasa selama musim NBA, namun baginya, ini bukan penderitaan tetapi merupakan cara untuk mendalami hubungannya dengan keyakinan dan jalan hidupnya.
“Tetap fokus dalam berpuasa dan tetap disiplin. Ini adalah perjalanan yang sulit. Bermain selama 48 menit tanpa makan atau minum adalah sebuah keajaiban. Itu pasti Tuhan yang melindungi saya,” ujar Kyrie dalam konferensi pers bersama Dallas Mavericks setelah pertandingan melawan Denver Nuggets, Senin (18/3/2024).
Di tengah tuntutan fisik yang tinggi selama Ramadan, Enes Kanter mencari rekomendasi menu untuk sahur dari legenda NBA, Hakeem Olajuwon. Berharap mendapatkan saran sajian/makanan yang menarik, Enes justru dibuat terkejut dengan kesederhanaan saran Hakeem: kurma, oatmeal, dan air.
Obrolan ini menunjukkan tantangan dalam menyeimbangkan keyakinan dan tuntutan atlet, sekaligus mengungkap keyakinan teguh Hakeem, serta efektivitas pola dietnya selama Ramadan.
Kemenangan di Tengah Tantangan
Terlepas dari tantangan berpuasa selama musim NBA, para pemain seperti Kyrie Irving tidak hanya bertahan, tetapi juga meraih kesuksesan luar biasa di lapangan. Kemenangan buzzer-beater Kyrie baru-baru ini saat melawan Denver Nuggets menjadi contohnya.
Kyrie menunjukkan statistik yang luar biasa, mendapat julukan “Ramadan Kyrie” saat ia mencetak angka-angka yang mengesankan meskipun berpuasa selama pertandingan. Pada pertandingan terakhir melawan Nuggets, Kyrie bermain selama 40 menit, mencatatkan 24 poin, tujuh rebound, dan sembilan assist.
Dengan 2,8 detik tersisa, ia mencetak skor buzzer-beater menggunakan tangan kiri yang memukau dan akhirnya membawa Mavericks meraih kemenangan 107-105 dan memperbaiki rekor mereka menjadi 39-29 pada musim ini.
Selain itu, penampilan ikonik legenda NBA Hakeem di bulan Ramadan pada Februari 1995 juga mengesankan. Ia mendapatkan penghargaan Player of the Month dan NBA Most Valuable Player, menjadikannya contoh yang kuat tentang perpaduan iman dan ketangguhan atletik. Pencapaian ini juga menjadi bukti bahwa dedikasi terhadap agama dapat tumbuh subur bersama dengan menampilkan keunggulan di lapangan meskipun sedang berpuasa.
Kisah di Luar Lapangan
Di luar lapangan, Ramadan juga memberikan tantangan yang berbeda bagi para pemain NBA. Ini adalah perjalanan yang sangat pribadi dalam refleksi spiritual dan disiplin diri, waktu untuk meningkatkan hubungan dengan iman mereka.
Enes Kanter tidak sendirian dalam hal ini. Dia berbagi momen yang kuat di mana acara makan bersama sebelum pertandingan dengan rekan setimnya, Rondae Hollis-Jefferson, berubah menjadi sebuah contoh yang indah tentang toleransi. Selain itu, saat Enes berbuka puasa di tengah lapangan, rekan-rekan setimnya dengan sabar menunggu di sisinya dan enggan memulai pertandingan sebelum Enes selesai berbuka.
Berbagai kisah menarik lainnya juga memperlihatkan solidaritas kepada Enes, mulai dari ruang sholat khusus, serta sajian makanan halal yang disediakan setiap tim yang Enes bela, semua tindakan ini merupakan aksi di luar pertandingan, yang menciptakan rasa sense of belonging bagi Enes.
Ini adalah bukti dari inklusivitas NBA yang semakin berkembang. Lebih dari sekadar aksi-aksi tembakan three-point dan dunk yang memukau, para pemain ini tidak hanya menginspirasi dengan keatletisan mereka, namun juga dengan keyakinan mereka yang tak tergoyahkan.
Kyrie Irving, Hakeem Olajuwon, dan Enes Kanter membuktikan bahwa dedikasi dan disiplin jauh melampaui lapangan. Di samping para pemain ini, ada juga pemain muslim NBA yang patut diapresiasi seperti Kareem Abdul-Jabbar yang legendaris, dan masih aktif di lapangan, Jusuf Nurkic dari Phoenix Suns, Jaylen Brown dari Boston Celtics, dan Hamidou Diallo dari Detroit Pistons yang juga menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan ini. (Mitchelle Aura Alridzki)